Yuk, kita renungkan kembali apa yang sudah dilakukan selama berpuasa hari ini, kemarin, dan puasa Ramadan sebelumnya!
Terkadang karena suatu hal, pernahkah kita merasakan bahwa kesabaran dan proses pengendalian diri yang diajarkan dalam puasa seolah belum mampu menyentuh aspek finansial sehat selama Ramadan.
Ini yang menjelaskan kenapa selama puasa di bulan Ramadan, pengeluaran kita meningkat.
Padahal, seharusnya pengeluaran kita bisa menurun lantaran puasa telah membatasi konsumsi sehari-hari. Minimal yang biasa makan 3 kali sehari, saat Ramadan kita hanya makan 2 kali yakni ketika sahur dan saat berbuka puasa.
Lalu, kenapa saat puasa konsumsi kita meningkat? Pengeluaran kita cenderung meningkat? Mengapa kondisi ini bisa terjadi?
Fenomena puasa, pola konsumsif, dan pengeluaran naik
Pola konsumsi sebagian besar masyarakat cenderung meningkat, padahal harga kebutuhan pokok selalu naik saat bulan puasa.
Banyak sekali kemungkinan yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi.
Salah satunya bisa jadi karena ibadah puasa kita lebih condong ke ibadah jasmani. Kita cenderung fokus menahan makan dan minum di siang hari.
Akibatnya, saat buka puasa tiba-tiba ada keinginan seperti ingin balas dendam dan “lapar mata” terhadap makanan dan minuman yang disajikan.
Lantaran buka puasa dengan niatan seolah-olah untuk balas dendam, maka tak jarang kita membalasnya dengan membeli ragam makanan pembuka berlebihan untuk memuaskan rasa lapar dan dahaga selama seharian berpuasa.
Inilah jawaban kenapa kita gagal mengendalikan pola konsumtif dan efeknya pengeluaran kita cenderung naik selama bulan Puasa.