Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Jaga Spirit Puasa agar Finansial Sehat Selama Ramadan, Bisakah?

19 Maret 2024   23:30 Diperbarui: 19 Maret 2024   23:31 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi Ramadhan.(Shutterstock) / dokumentasi kompas.com

Ada banyak cerita yang tersaji di bulan Ramadan 1445 H yang patut disyukuri.

Ragam peristiwa puasa selama lebih dari sepekan ini, telah menjadi bagian dari pengalaman yang menginspirasi dalam Ramadan bercerita 2024 dengan segala suka cita dan keindahan di bulan yang sangat mulia ini.

Momen sahur, buka bersama, ngabuburit dan berburu takjil, serta sedekah berkah, semuanya telah ditulis di sini sebagai bagian dari sejarah dan rekam jejak peradaban zaman now.

Namun, ada satu pelajaran penting yang patut direnungkan dan dapat kita ambil sebagai hikmah dari puasa, yakni tentang arti sebuah kesabaran dan pengendalian diri.

Bila kita mampu dalam menjalani makna sabar dan pengendalian diri serta menerapkan dengan baik dalam kehidupan selama bulan Ramadan dan setelahnya, Insya Allah hidup kita pasti akan menjadi lebih baik.

Puasa adalah kesabaran dan pengendalian diri

Sabar merupakan buah Puasa yang terbaik, Rasulullah SAW bersabda bahwa, sebagian puasa adalah sabar.

Dimulai dari azan Subuh kita sudah harus mulai menahan lapar, dan semua yang dapat merusak dan membatalkan puasa.

Akan sia-sia pahala puasa yang kita laksanakan jika tidak mampu mengendalikan diri dalam sabar.

Nah, kemampuan mengendalikan diri dan bersabar terhadap segala sesuatu yang diperintahkan Allah SWT merupakan dua kata kunci untuk meraih salah satu tujuan Puasa yakni takwa (menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya)

Lantas, sudahkah kita bersikap sabar dan mampu mengendalikan diri selama puasa?

Renungan puasa hari ini dan kemarin

Yuk, kita renungkan kembali apa yang sudah dilakukan selama berpuasa hari ini, kemarin, dan puasa Ramadan sebelumnya!

Terkadang karena suatu hal, pernahkah kita merasakan bahwa kesabaran dan proses pengendalian diri yang diajarkan dalam puasa seolah belum mampu menyentuh aspek finansial sehat selama Ramadan.

Ini yang menjelaskan kenapa selama puasa di bulan Ramadan, pengeluaran kita meningkat.

Padahal, seharusnya pengeluaran kita bisa menurun lantaran puasa telah membatasi konsumsi sehari-hari. Minimal yang biasa makan 3 kali sehari, saat Ramadan kita hanya makan 2 kali yakni ketika sahur dan saat berbuka puasa.

Lalu, kenapa saat puasa konsumsi kita meningkat? Pengeluaran kita cenderung meningkat? Mengapa kondisi ini bisa terjadi?

Fenomena puasa, pola konsumsif, dan pengeluaran naik

Pola konsumsi sebagian besar masyarakat cenderung meningkat, padahal harga kebutuhan pokok selalu naik saat bulan puasa.

Banyak sekali kemungkinan yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi.

Salah satunya bisa jadi karena ibadah puasa kita lebih condong ke ibadah jasmani. Kita cenderung fokus menahan makan dan minum di siang hari.

Akibatnya, saat buka puasa tiba-tiba ada keinginan seperti ingin balas dendam dan “lapar mata” terhadap makanan dan minuman yang disajikan.

Lantaran buka puasa dengan niatan seolah-olah untuk balas dendam, maka tak jarang kita membalasnya dengan membeli ragam makanan pembuka berlebihan untuk memuaskan rasa lapar dan dahaga selama seharian berpuasa.

Inilah jawaban kenapa kita gagal mengendalikan pola konsumtif dan efeknya pengeluaran kita cenderung naik selama bulan Puasa.

Padahal kita tahu dalam berpuasa kita diajarkan untuk mengendalikan hawa nafsu dan untuk itu dituntut kesabaran.

Namun, dari sisi finansial, yang terjadi justru sebaliknya. Kita cenderung untuk meningkatkan pengeluaran kita.

Dalam benak kita mungkin bertanya, apa solusinya? Apa yang harus kita lakukan agar fenomena ini dikembalikan kepada tujuan utama spirit berpuasa.

Terus terang harus saya katakan sulit. Sebabnya, lantaran fenomena ini sudah menjadi budaya – kebiasaan - yang terus berulang dari tahun ke tahun, dari waktu ke waktu, bahkan dari sejak saya kecil sudah diajarkan pola konsumtif seperti itu.

Namun, bukan berarti tidak ada jalan keluar sebenarnya, benarkah?

Menjaga spirit puasa sebagai ibadah jasmani dan rohani

Puasa pada hakikatnya adalah ibadah rohani, tidak semata ibadah jasmani atau sekadar menahan lapar dan haus dan segala yang membatalkan puasa pada siang hari.

Lebih dari itu kita harus fokus mengendalikan puasa bukan hanya di siang hari. Melainkan menahan diri juga sewaktu berbuka tiba, ketika kita di malam hari, dan saat sahur.

Artinya saat keinginan balas dendam datang pada waktu buka puasa, sahur, kita harus punya tekad yang kuat untuk mengatakan bahwa spirit puasa tidak hanya berpuasa di siang hari, namun di malam hari dan saat sahur semangat berpuasa harus tetap ada.

Dalam hal ini kita harus mengendalikan diri untuk bisa makan apa adanya agar tidak menuruti hawa nafsu.

Kemudian, bagaimana cara keluarga menjaga finansial sehat selama Ramadan?

Merencanakan finansial sehat selama Ramadan

Mengendalikan sebuah kondisi di mana setiap Ramadan justru pengeluaran tambah naik mulai dari pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, untuk buka, untuk sahur, dan berbagai pengeluaran lainnya tidak semudah yang dibayangkan.

Hal itu lantaran kita hidup tidak sendiri. Ada keluarga, istri, dan anak-anak yang memiliki selera dan kebiasaan yang terlanjur konsumtif.

Oleh karena itu, setidaknya kita harus memiliki budget yang jelas untuk memenuhi kebutuhan pokok buka puasa dan sahur.

Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan pengeluaran belanja sesuai kebutuhan dan keuangan yang tersedia.

Nah, bila kita sudah menetapkan anggaran yang jelas, kemudian kita menata ulang niat puasa kita apakah sekedar memindahkan waktu makan dan minum dari siang hari ke malam hari atau sesuai spirit puasa.

Jadi, intinya apapun yang ingin beli untuk makan kita harus tetapkan itu bahwa berbuka adalah ibadah.  

Begitupun makan sahur juga adalah ibadah dan kita tidak boleh berlebih-lebihan.

Demikian Ramadan bercerita H 9 yang dapat saya sajikan hari ini. Semoga bermanfaat!

Semoga kita benar-benar bisa menerapkan spirit puasa tidak hanya di siang hari tapi juga di malam hari.

Nah, dengan menjaga spirit puasa tersebut Insya Allah finansial sehat selama Ramadan dapat dikendalikan juga.

Mudah-mudahan kita bisa membawa semangat Ramadan ini. Tidak hanya di bulan Ramadan saja namun di bulan-bulan berikutnya. Amin

Selamat menjalankan ibadah puasa mudah-mudahan ibadah kita mendapatkan Ridha dari Allah SWT sehingga kita akhirnya tumbuh menjadi insan yang bertakwa.

Salam Literasi

Ade Setiawan, 19.03.2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun