Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Waspada Cuaca Ekstrem! Apa yang Mesti Kita Lakukan?

18 Maret 2024   00:01 Diperbarui: 24 Maret 2024   17:33 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sawah terendam banjir akibat hujan deras di Desa Pasirtangkil, Lebak 16.03.2024 / Dokumentasi Pribadi

Kita harus lebih waspada menghadapi cuaca ekstrem sebagai akibat masa peralihan musim penghujan ke musim kemarau (pancaroba) saat ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan masa pancaroba masih akan berlangsung sampai April 2024.

Terkait hal itu, BMKG telah menyampaikan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah dan masyarakat untuk menghadapi masa pancaroba. Informasinya yang dapat diakses melalui bmkg.go.id.

Melalui laman resminya, BMKG mengimbau Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan adanya dampak peralihan musim.

Baca juga: Waspada Ancaman Virus Dengue di Musim Pancaroba

Lantas, apa yang seharusnya masyarakat lakukan menghadapi cuaca ekstrem?

Sebagaimana diketahui dampak dari fenomena pancaroba dapat meningkatkan terjadinya potensi bencana hidrometeorologi maupun dampak kesehatan masyarakat, hingga risiko jatuh korban cedera, hilangnya nyawa, dan kerugian harta benda.

Mengutip dari berbagai sumber otoritas resmi BMKG, berikut apa yang seharusnya masyarakat lakukan menghadapi masa pancaroba:

1. Mempertahankan kondisi sehat saat puasa

Pada masa pancaroba biasanya frekuensi orang yang menderita penyakit saluran pernapasan atas, seperti flu, pilek atau batuk, cenderung meningkat.

Hal itu akibat kondisi cuaca yang cenderung berubah cepat setiap saat tiap harinya. 

Saat pancaroba diprakirakan cuaca panas dan hujan dapat terjadi silih berganti dengan cepat sehingga dapat memicu gangguan daya tahan tubuh.

Nah, oleh karena itu masyarakat diimbau untuk senantiasa menjaga kesehatan, terlebih masa pancaroba berbarengan dengan bulan puasa Ramadan 1445 H.

Masyarakat dituntut untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang saat sahur dan berbuka puasa. Serta tetap melakukan pola hidup bersih dan sehat yang dianjurkan otoritas kesehatan setempat.

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, langkah yang tepat dilakukan adalah dengan tetap rutin berolahraga dan istirahat yang cukup.

2. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar

Masa pancaroba dimana terjadi perubahan lingkungan biasanya ditandai dengan perilaku khas beberapa hewan tertentu seperti terjadi siklus perkembangbiakan nyamuk yang lebih cepat.

Curah hujan yang relatif tinggi mengakibatkan timbul banyak genangan air yang cocok sebagai tempat perindukan nyamuk, terutama nyamuk Aedes aegyfti, penyebar virus demam berdarah.

Untuk itu otoritas kesehatan terkait diminta lebih intensif mengajak masyarakat  agar rutin (sepekan sekali) melakukan gerakan 3 M (menguras, menutup, dan mendaur ulang) barang-barang bekas yang berpotensi sebagai sarang nyamuk.

Upaya ini ditujukan untuk meredam tingginya penyakit demam berdarah yang kasusnya cenderung meningkat akhir-akhir ini.

Langkah-langkah mudah dalam menjaga lingkungan sekitar yakni tetap selalu menjaga kebersihan rumah. Selain itu, membersihkan teras, pekarangan dan selokan tempat pembuangan air.

Dan menertibkan tempat-tempat yang berpotensi akan terjadinya banjir  atau tempat yang  berpotensi menjadi genangan air.

Jika kebiasaan positif ini dapat terlaksana, lingkunga sekitar yang bersih dan sehat dapat tercipta.

3. Sedia payung sebelum hujan

Jika kondisi sedang hujan lebat, lebih baik masyarakat menghindari beraktivitas di luar ruangan atau bepergian. Hal ini dilakukan untuk menghidari risiko kecelakaan saat berkendara.

“Masyarakat juga disarankan untuk menyesuaikan diri terhadap cuaca pancaroba (hujan dan panas yang tiba-tiba) bila harus melakukan aktivitas di luar ruangan. Termasuk dengan menggunakan perangkat pelindung diri dari terik matahari atau hujan seperti payung, topi, atau jas hujan.”

4. Mitigasi terhadap potensi bencana

Curah hujan yang tinggi menjadi salah satu pemicu bencana, seperti banjir, bandang, dan tanah longsor maupun pohon tumbang.

Karenanya, kepada otoritas penanggulangan bencana setempat diminta memperingatkan masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor, agar selalu waspada terhadap kedatangan bencana yang tiba-tiba dengan melakukan mitigasi bencana untuk menekan korban jiwa maupun kerugian harta benda.

Lain itu, pihak terkait perlu antisipasi secara konprehensif terhadap peningkatan risiko bencana hidrometeorologi terutama hujan lebat, angin kencang, kilat dan petir, serta puting beliung baik ketika bencana terjadi maupun penanganan pasca bencana.

5. Mengoptimalkan potensi penyimpanan sumber daya air setempat

Pemerintah daerah melalui otoritas mitigasi bencana agar lebih mengedukasi masyarakat untuk lebih mengoptimalkan potensi sumber daya air setempat.

Diantaranya, dengan memakai kearifan lokal, memanfaatkan potensi wadah penyimpanan air setempat untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya seperti sumur resapan atau lubang resapan di pekarangan rumah melalui gerakan memanen air hujan.

Upaya ini sangat penting sebagai persediaan air bila memasuki musim kemarau, lahan dan tanaman pertanian tetap terjaga, memperoleh pasokan air yang cukup dari sumber air setempat.

6. Segera laporkan ke BPBD setempat jika terjadi bencana.

Laporan Cepat Kejadian Bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah sebuah proses yang dilakukan dalam waktu 60 menit setelah menerima laporan awal mengenai bencana.

BPBD bertindak cepat dan terkoordinasi untuk mengumpulkan informasi terkini tentang kejadian bencana yang sedang berlangsung. Laporan cepat ini berisi data penting seperti tempat kejadian, korban (bila ada), kerugian material, serta jenis bencana.

Beberapa hal juga perlu dipersiapkan ketika cuaca ekstrem menerjang suatu wilayah, seperti: menyimpan stok makanan dan minuman yang cukup di rumah. Penampungan air bersih yang memadai.

Selain itu persiapkan, Tas siaga bencana yang berisi perlengkapan kebutuhan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Lampu darurat untuk antisipasi mati listrik. Termasuk perlengkapan pelindung hujan saat bepergian, seperti payung, jas hujan, sepatu karet dan pelindung tas anti air.

7. Update informasi kebencanaan dari otoritas resmi

Otoritas resmi yang menangani masa pancaroba yakni BMKG sesungguhnya sudah menyediakan data dan informasi yang memadai terkait prakiraan potensi bencana hidrometeorologi yang bakal terjadi akhir-akhir ini.

Oleh karena itu pejabat otoritas terkait harus memastikan agar masyarakat mematuhi imbauan otoritas resmi BMKG sebagai bentuk peringatan dini bencana yang diprakirakan bakal terjadi beserta langkah penanggulangannya.

Hendaknya periksa ramalan cuaca harian, terutama ketika berencana bepergian atau akan melakukan aktivitas di luar ruangan. 

Selalu mengecek secara rutin prakiraan cuaca yang dirilis oleh lembaga resmi yang mengeluarkan kondisi cuaca, seperti BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Baca juga: Fenomena Pancaroba, Potensi Bencana, dan Peringatan Dini yang Kerap Tak Diindahkan

Foto Press Release Waspada Potensi Cuaca Ekstrem / Dokumentasi bbmkg2.bmkg.go.id
Foto Press Release Waspada Potensi Cuaca Ekstrem / Dokumentasi bbmkg2.bmkg.go.id

Nah, itulah kira-kira rangkuman info penting yang mesti kita lakukan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan akibat cuaca ekstrem yang saat ini sedang terjadi.

Informasi resmi selengkapnya secara nasional dapat diakses melalui website: bmkg.go.id dan media sosial resmi @infoBMKG.

Khusus bagi warga/masyarakat yang berdomisili di kecamatan wilayah kabupaten/kota Provinsi Banten, dapatkan update informasi perkembangan kondisi cuaca dan iklim di wilayah Banten melalui laman Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah II via website: bbmkg2.bmkg.go.id, dan media sosial resmi @bmkgwilayah2.

Semoga bermanfaat!

Selamat menjalankan ibadah Ramadan, bulan yang penuh ampunan. Semoga Allah melindungi kita semua. Amin

Salam Literasi

Ade Setiawan, 17.03.2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun