Diantaranya, dengan memakai kearifan lokal, memanfaatkan potensi wadah penyimpanan air setempat untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya seperti sumur resapan atau lubang resapan di pekarangan rumah melalui gerakan memanen air hujan.
Upaya ini sangat penting sebagai persediaan air bila memasuki musim kemarau, lahan dan tanaman pertanian tetap terjaga, memperoleh pasokan air yang cukup dari sumber air setempat.
6. Segera laporkan ke BPBD setempat jika terjadi bencana.
Laporan Cepat Kejadian Bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah sebuah proses yang dilakukan dalam waktu 60 menit setelah menerima laporan awal mengenai bencana.
BPBD bertindak cepat dan terkoordinasi untuk mengumpulkan informasi terkini tentang kejadian bencana yang sedang berlangsung. Laporan cepat ini berisi data penting seperti tempat kejadian, korban (bila ada), kerugian material, serta jenis bencana.
Beberapa hal juga perlu dipersiapkan ketika cuaca ekstrem menerjang suatu wilayah, seperti: menyimpan stok makanan dan minuman yang cukup di rumah. Penampungan air bersih yang memadai.
Selain itu persiapkan, Tas siaga bencana yang berisi perlengkapan kebutuhan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Lampu darurat untuk antisipasi mati listrik. Termasuk perlengkapan pelindung hujan saat bepergian, seperti payung, jas hujan, sepatu karet dan pelindung tas anti air.
7. Update informasi kebencanaan dari otoritas resmi
Otoritas resmi yang menangani masa pancaroba yakni BMKG sesungguhnya sudah menyediakan data dan informasi yang memadai terkait prakiraan potensi bencana hidrometeorologi yang bakal terjadi akhir-akhir ini.
Oleh karena itu pejabat otoritas terkait harus memastikan agar masyarakat mematuhi imbauan otoritas resmi BMKG sebagai bentuk peringatan dini bencana yang diprakirakan bakal terjadi beserta langkah penanggulangannya.
Hendaknya periksa ramalan cuaca harian, terutama ketika berencana bepergian atau akan melakukan aktivitas di luar ruangan.Â