Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Berdamai dengan Gempa di Jalur "Ring of Fire" Pasifik, Mungkinkah?

29 Februari 2024   05:00 Diperbarui: 29 Februari 2024   18:59 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kentungan ini biasa digunakan sebagai alat pendamping ronda (patroli menjaga keamanan kampung) yang berfungsi sebagai alat komunikasi tradisional yang berfungsi untuk menyampaikan informasi.

Di daerah saya memukul kentungan dalam pos ronda merupakan bahasa sandi untuk mengetahui adanya alarm bencana alam, pencurian, dan lain-lain seperti, pada bulan Ramadan, kentungan digunakan untuk membangunkan orang sahur.

Biasanya, jumlah setiap pukulan kentungan memiliki arti berbeda. Misal jika dipukul per satu kali, menandakan ada sebuah informasi (kerja bakti, gotong royong, bersih-bersih kuburan)

Kemudian jika dipukul per dua kali terus menerus, biasanya ada kasus pencurian. Sedangkan saat dipukul tiga kali, ada informasi bencana atau bahaya.

Dalam hal peringatan bencana, tujuannya jelas. Selain berharap seluruh warga kampung selamat dari bahaya juga untuk mengingatkan penghuni kampung agar siaga dan waspada. Jangan larut dan hanyut dalam kesibukan saat alam kurang bersahabat.

Sedangkan saat gempa yang datang secara tiba-tiba tanpa bisa diprediksi. Reaksi dan teriakan spontan warga umumnya meneriakan kalimat lini-lini-lini.

Bagi saya, perilaku teriakan lini (gempa, dalam bahasa sudah pen.) adalah upaya untuk mengingatkan sesama warga bahwa saat ini sedang terjadi gempa bumi. "Mari kita siaga dan waspada serta berupaya untuk menyelamatkan diri." Begitu kira-kira pesan yang hendak disampaikan.

Dan jika akan terjadi potensi bencana yang lebih parah, perilaku ini diharapkan sebagai bagian dari peringatan dini agar masyarakat bersiap untuk menyelamatkan diri dan harta bendanya ke lokasi yang lebih aman.

Baca juga: Cara Urang Kanekes Menjaga Kearifan Lokal untuk Kelestarian Lingkungan

Rumah Panggung di Pedesaan / Dokumentasi Pribadi
Rumah Panggung di Pedesaan / Dokumentasi Pribadi

Nah, sekarang bagaimana meminimalkan risiko korban jiwa dan kerugian harta benda akibat gempa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun