Setelah itu saya sampaikan pula untuk mempertimbangkan kapan jadwal pernikahan keduanya. Namun rupanya tidak sesederhana itu menentukan jadwal sebuah pernikahan yang melibatkan dua belah keluarga. Akhirnya kami sepakat untuk saling mempertimbangkan jadwal pernikahannya nanti seiring berjalan waktu, sesuai kesiapan kedua belah pihak.
Baca juga :Â ASN Harus Siap Ditempatkan di Mana Saja
Cinta itu Penyakit, Obatnya Menikah
Secara pribadi, saya berpikiran dan ketika itu saya sampaikan juga persoalan pernikahan dalam kesempatan tersebut untuk disegerakan. Hal itu mengingat dan mempertimbangan keduanya sudah saling mengenal, sudah lama pula. Mau menunggu apa lagi?
Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. "Tidak ada obat mujarab bagi yang dimabuk cinta selain menikah." (HR Ibnu Majah).
Tersebab itulah Rasulullah SAW menyampaikan pesan untuk pemuda dan pemudi yang kasmaran."Hai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian sudah memiliki kemampuan, segeralah menikah, karena menikah dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum sanggup menikah, berpuasalah, karena puasa akan menjadi benteng baginya." (HR Muttafaq 'alaih).
Sejumlah ulama menafsirkan pesan itu bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW telah menawarkan dua obat untuk mereka yang dimabuk asmara, yakni obat asli dan obat pengganti. Obat asli adalah obat yang memang diciptakan untuk itu (maksudnya menikah). Dan obat ini tidak boleh diganti jika telah didapatkan. Sedangkan obat pengganti yang dimaksud yakni berpuasa.
Oleh karena itu, sebelum pernikahan itu datang, kami menganjurkan agar sang anak dan sang calon istri untuk rajin berpuasa. Sebabnya, puasa dipandang mampu mengendalikan motif seksual dan keinginan yang menggebu kepada lawan jenis. Puasa akan menyebabkan kadar gizi yang dikonsumsi seseorang menjadi berkurang.
Otomatis, hal ini akan menyebabkan hasrat seksualnya melemah. Jadi, puasa dalam konteks ini saya anggap sebagai pengalihan saja dan sifatnya sementara saja sebelum menikah. Di dalamnya termasuk pula ibadah-ibadah yang biasanya menyertai aktivitas puasa tersebut, seperti membaca Alquran, dzikir, doa, dan aktivitas pengalihan lainnya.
Baca juga :Â Menghalau Kemiskinan Ekstrem dengan Menjadi Petani Produktif
Menikah itu Sangat Mulia, Jangan Dipersulit