Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Dilema Netralitas ASN Menjelang Pemilu Serentak 2024

8 November 2023   19:56 Diperbarui: 8 November 2023   19:59 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar komentar orang-orang disepanjang jalan tersebut, Luqman berkata kepada anaknya. "Puteraku, coba kau dengar, apa yang mereka katakan tentang kita!" kata Luqman kepada anaknya

Setelah berkata begitu, Luqman meminta anaknya untuk bergantian posisi. Sekarang Luqman yang menuntun keledai, sedangkan sang anak naik di punggung keledai.

Ditengah perjalanan, mereka kembali menjadi pembicaraan orang."Sungguh buruk perangai dan akhlak anak itu, masak orangtua dibiarkannya berjalan menuntun keledai, sementara dia duduk manis di punggung keledai," kata orang-orang itu.

Mendengar komentar orang-orang dijalan, Luqman pun kembali berpesan kepada anaknya, "Anakku, dengarlah sekali lagi, apa saja yang mereka katakan," ujarnya.

Setelah melewati orang-orang tadi, sekarang Luqman meminta anaknya untuk ikut naik ke punggung keledai. Jadi, sekarang keduanya sama-sama duduk diatas punggug keledai yang terlihat kecil dan kurus tersebut.

Di tengah perjalanan, mereka kembali menjadi omongan orang-orang yang mereka temui di sepanjang perjalanan. "Betapa dungu dan egois bapak dan anak itu! kasihan sekali keledai tunggangan mereka yang kecil dan kurus begitu dinaiki berdua," ujar mereka.

Mendengar komentar orang-orang dijalanan, kembali Luqman meminta anaknya untuk mendengar dengan baik komentar orang-orang tersebut."Dengar dan perhatikan dengan seksama, apa yang mereka katakan, anakku!" Kata Luqman lembut kepada anaknya.

Setelah berkata begitu, lantas Luqman mengajak anaknya turun dari punggung keledai. Sekarang keduanya sama-sama berjalan menuntun keledainya.

Ditengah perjalanan, keduanya kembali bertemu dengan orang-orang yang masing-masing ragam ekspresi berbeda demi melihat perilaku Luqman dan anaknya.

"Sungguh dungu bapak dan anak itu! Sama-sama berjalan menuntun keledai, kenapa keledainya tidak dinaikki saja biar perjalanannya tidak melelahkan! Atau setidaknya si anakkah yang dinaikkan, biar bapaknya yang menuntun keledainya," kata mereka dengan ragam pendapat yang berbeda-beda.

"Anakku, kau dengar sendiri bukan, semua perkataan mereka kepada apa yang kita lakukan dari awal! Dimata mereka, tidak ada satupun tindakan kita yang benar. Semua salah!" Kata Luqman kepada anaknya.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun