Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Kekuatan Syukur dan Kesabaran para Petani

12 Oktober 2023   00:11 Diperbarui: 13 Oktober 2023   07:15 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Petani Kolelet Turus "ngoyos" / Dokumen Pribadi

"Kami banyak belajar dari para petani yang damai dan tetap bahagia di tengah-tengah kehidupan yang sederhana di Kampung Kolelet Turus Desa Pasirtangkil,"  - Ade Setiawan

Nama Desa tempat kami tinggal Pasirtangkil. Kami tinggal di Kampung Kolelet Turus berjarak 10 km dari ibu kota kecamatan atau sekira 30 km dari ibu kota kabupaten di Kota Rangkasbitung. 50 km dari ibu kota Provinsi Banten. 200 km dari ibu kota Jakarta.

Sebagian terbesar mata pencarian warga Kampung Kolelet Turus yakni Petani. Profesi yang disebut-sebut pahlawan pangan.

Kemarin Rabu 11 Oktober 2023. Ditengah sinar mentari pagi yang cerah dan cukup terik, kami berpapasan dengan para petani yang akan dan sedang "ngoyos" di sawah.

Saat berpapasan, kami menyempatkan untuk menyapa. Kami mulai menghentikan laju dan keluar kendaraan yang kami tumpangi. Kami melambaikan tangan pada sepasang petani sepuh yang sedang "ngoyos".

Keduanya membalas lambaian kami dan.... Trek ! kami mengabadikan dengan foto momen tersebut melalui handphone.

Caption foto: Hamparan padi menghijau. Sebentar lagi siap menguning. Dan Insya Allah tak lama lagi akan panen.

Baca juga : Begini Respon Warga Setelah Mendapatkan Bantuan Beras

Ya, sepekan ini adalah jadwal para petani di kampung kami "ngoyos" yakni menyiangi rumput yang kadang mengganggu pertumbuhan padi.

Menanam padi sawah -- tadah hujan - sudah mendarah daging disini. "Ngoyos" adalah tahapan sekira dua pekan setelah petani melakukan "tandur" atau tanam lalu mundur. 

Sebelum "tandur" ada proses sebelumnya yakni persemaian dan pengolahan lahan. Begitulah Sebagian besar warga kampung kami bertani secara tradisional sepanjang tahun. Bertahun-tahun. Hingga kini. Entah sampai kapan !

Mereka hidup tenang. Mereka tentram. Mereka bekerja sebagai petani, dilakukannya dengan senang hati. Tanpa mengeluh. Riang gembira dan hidup bersahaja.

Mereka tidak terlalu khawatir memandang hidup. Pikiran mereka sederhana dan tidak rumit.  Begitulah kehidupan sehari-hari warga kampung kami.

Diterpa terik matahari para petani bersabar. Disiram hujan para petani bersyukur. Mereka tidak takut dengan kemarau. Mereka tidak gentar dengan el nino.

Mereka tetap bertani secara maksimal. Bahkan ditengah ketidakpastian pasokan air, mereka meminta hujan dengan sholat istisqo. Mereka bahkan tidak pernah takut gagal.

Mereka memiliki keyakinan kuat siapa menabur benih dia akan menuai hasil. Bahasa gaulnya, "proses tidak akan menghianati hasil".

Lebih dari itu, mereka memiliki keyakinan agama yang tangguh. Bersyukur dengan nikmat yang telah diberikan sebagai petani, sekecil apapun.

Dan kuat dalam sabar ketika diberi cobaan dan kesusahan hidup, sebesar apapun.

Karenanya, mereka terus bekerja dengan maksimal sepanjang hari -- sepanjang minggu -- sepanjang bulan -- sepanjang tahun dan mengupayakan semua yang terbaik untuk usaha pertaniannya.

Lalu sisanya, biarlah Allah saja yang akan menentukan!

Kami banyak belajar tentang arti kehidupan dari mereka.

Kehidupan para petani yang damai dan tetap bahagia di tengah-tengah kehidupan yang sederhana di Kampung Kolelet Turus Desa Pasirtangkil.

Salam, Kompasianer Ade Setiawan Junior

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun