Lagi-lagi, di sinilah ber-akhlak tabayyun harus dikedepankan.
Jika sebelum era digital - akhlak tabayyun - langsung dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, saat ini akhlak tabayyun harus dijunjung tinggi ketika berinteraksi di media sosial.
Di bulan Rabiulawal 1445 Hijriah ini, Ummat Islam, tengah mengadakan berbagai tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan ini diadakan Ummat Islam sebagai bentuk rasa cinta kasih dan juga untuk meneladani pribadi Rasulullah saw. yang lahir pada 12 Rabiulawal 571 Masehi, tepat hari ini 1.452 tahun lalu.
Maka, sangat tepat apabila di era digital sekarang ini kita sebagai ummat tetap meneladani kehidupan Rasulullah saw, lantaran Nabi Muhammad saw. adalah contoh manusia berakhlak mulia disepanjang zaman.
Rasulullah saw adalah teladan dalam segala aspek kehidupan. Keteladanan dan akhlak Rasulullah saw. tak lapuk oleh zaman dan tak lekang oleh waktu.
Hal itu disebutkan dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab (QS:33) ayat 21 yang artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah". (QS:33) ayat 21
Sikap teladan yang disebarkan Rasulullah saw. akan terus harum seperti bunga-bunga yang indah nan cantik, meski sudah termakan zaman dan waktu. Sehingga, bagi Ummat Islam, sudah tak perlu repot mencari teladan lain.
Namun demikian, dalam praktik sehari-hari, meneladani pribadi Rasulullah saw. bukan amalan yang mudah. Walaupun juga bukanlah hal yang sulit-sulit amat untuk dipraktikan.
Ia merupakan amal unggulan yang membutuhkan mujahaddah (kesungguhan) yang amat keras menggapaikan-Nya.
Berdasarkan surat dan ayat tersebut, untuk meneladani Rasulullah saw hanya dilakukan oleh dua kategori manusia saja.
Pertama, orang yang percaya akan datangnya hari kiamat dan berharap bertemu dengan Allah.