Selasa (26/09/2023) pagi hingga siang hari ini, bersyukur saya berkesempatan menyusuri kembali lintasan tol Merak - Bandung.
Berangkat dari kantor sekira pukul 07:30 saya tiba di Kota Bandung pukul 11:30. Perjalanan lumayan meletihkan, mengingat saya mengendarai / menyopiri sendiri.
Tiba di lokasi yang dituju, yakni sebuah hotel dekat  sub 07 sektor 22 sch saya mencoba beristirahat sejenak.
Disini saya mencicipi jajanan 'tahu edun' khas Kota Bandung.
Jajanan seharga Rp10.000 segitu nikmat sekali.
Penjualnya bernama Mang Usep, warga setempat. Ia sehari-hari berjualan 'tahu edun' disepanjang jalan Pasteur Kota Bandung.
Jajanan sejenis siomay ini terkenal sebagai kuliner khas Sunda Kota Kembang
Siomay 'tahu edun' Bandung merupakan jajanan legendaris dari Kota Kembang yang acap kali ditemukan di berbagai penjuru Kota Bandung.Â
Memiliki tekstur yang kenyal dari tepung tapioka dipadukan dengan ikan tenggiri menghasilkan cita rasa yang sedap.
Separuh adonan yang sama juga diisikan pada kentang, tahu putih, dan pare. Semuanya dikukus dan disajikan dengan sambal kacang plus jeruk limau sebagai pelengkap.
Rasa adonan ikan yang kenyal-kenyal lembut semakin enak dinikmati saat hangat. Siraman bumbu kacang yang pedas gurih plus kucuran air jeruk limau membuat makanan ini jadi makin mantap rasanya.Â
Jajanan yang enak dan murah ini juga cocok untuk mengisi perut dijadikan makan siang ataupun cemilan.
Menyantap 'tahu edun' lebih enak jika cuaca sedang hujan, sayangnya sekarang sedang kemarau efek El nino. Tapi begitupun tetap nikmat karena cuaca Kota Kembang lumayan hangat, tidak panas.Â
Mang Usep menyajikan sepiring 'tahu edun' dipotong-potong, disiram saus kacang, dikucuri sedikit kecap manis, ditambahkan saus cabai dan air jeruk limau.
 Tentu saja seporsi lengkap 'tahu edun' yang terdiri dari kentang, siomay, tahu, pare dan kol sudah mencukupi kebutuhan nutrisi sehingga mengenyangkan.
Untuk menemukan pedagang siomay/tahu edun cukup mudah di Kota Bandung, biasanya dijajakan dalam gerobak mangkal di kaki lima ataupun jualan dipikul keliling di setiap pemukiman bahkan juga ada yang menjual di rumah makan atau warung makan.
Salam Kompasianer
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H