"Menyusui merupakan hak setiap ibu, termasuk ibu bekerja" - laman idai.or.id
Menyusui merupakan hak setiap ibu, termasuk ibu bekerja. penggalan kalimat itu penulis kutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) edisi lawas 28.08.2013. Namun, rasa-rasanya narasi itu masih relevan hingga hari ini.
Tatkala saya menulis ini, Â secara (kebetulan) ada rekan kerja yang belum lama, selesai dari menjalani cuti melahirkan.Â
Saat ini ia buteki (ibu meneteki) atau ibu menyusui dari anak pertamanya yang lahir beberapa bulan berselang.
Seturut yang saya tahu, ia tetap bekerja produktif seperti biasa, kendati sedang buteki.Â
Keputusannya untuk terus menyusui dan bekerja, menurut saya, harus kita dukung bersama.Â
Sedari awal, kami semua, rekan kerja men-support Sang Buteki. Oleh karena, biar bagaimanapun menyusui merupakan hak anak dan langkah terbaik yang harus dilakukan seorang ibu.
Jadi, tidak ada alasan untuk tidak menyusui dengan dalih ibu bekerja.
Terkait hal itu, tempat kerja kami - Puskeswan Pandeglang -mendukung program ASI di tempat kerja, dengan memberikan kesempatan bagi ibu bekerja, untuk menyusui bayi selama waktu kerja.Â
Dan untuk fasilitasi itu, kami telah menyediakan area tersendiri untuk buteki memerah ASI.
Dengan demikian, hak bayi untuk mendapat ASI Eksklusif sampai usia enam bulan dapat diwujudkan, disamping produktivitas kerja yang tetap terjaga.
Menyusui adalah salah satu investasi terbaik anak bangsa lantaran Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.Â
Manakala bayi tidak mendapatkan ASI yang memadai, sang anak berisiko terserang penyakit-penyakit infeksi seperti diare, infeksi saluran pernapasan atas, dan infeksi lainnya.
Sungguhpun begitu, keberhasilan dalam memberikan ASI Eksklusif pada ibu bekerja sangat tergantung dari lingkungan terutama dukungan dari suami, anggota keluarga maupun rekan kerja.Â
Sehingga buteki dapat dengan nyaman memberikan ASI serta mengasuh anaknya sembari bekerja.
Memberikan ASI bukanlah semata-mata masalah ibu seorang diri melainkan juga persoalan keluarga dan masyarakat.
Belum lama ini, Bupati Pandeglang pun mengkampanyekan betapa pentingnya menyusui.Â
Pada moment Pekan ASI Sedunia (26/08/2023) yang dipusatkan di Puskesmas Kecamatan Cimanuk, Bupati Pandeglang Irna Narulita menegaskan manfaat pemberian ASI Eksklusif terhadap bayi yang diibaratkan laksana pondasi utama anak untuk tumbuh cerdas, sehat dan produktif.
"Pemberian ASI pada enam bulan pertama adalah cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, karena dapat memperkuat pertumbuhan otak, hati dan sistem imun tubuh yang nantinya dapat membantu anak tumbuh secara optimal," ujarnya.
Selain untuk tumbuh kembang anak, kata Irna, pemberian ASI juga menjadi salah satu intervensi prioritas yang terbukti efektif dalam pencegahan terjadinya stunting.
"Pemberian ASI kepada anak harus terus didorong, agar prevalensi stunting di Kabupaten Pandeglang semakin menurun, sebagaimana target pemerintah pusat turun hingga empat belas persen pada tahun 2024," terangnya.
Ia mengimbau kepada seluruh jajaran terkait untuk memberikan dukungan kepada para ibu dan keluarganya dalam membangun kepercayaan diri tentang proses menyusui, memberikan konseling tentang mengatasi tantangan dalam menyusui dan menciptakan lingkungan yang ramah untuk seorang ibu menyusui.
"Agar kesadaran ibu menyusui semakin meningkat, demi mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045," imbaunya.
Turut hadir dalam rangkaian acara Gebyar Pekan ASI Sedunia 2023 yang mengusung tema 'tetap menyusui, berikan dukungan pada orang tua bekerja' ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Pandeglang H. Ali Fahmi Sumanta, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Hj. Eniyati, Pengurus Pusat Ikatan Konselor Menyusui Indonesia (IKMI) serta para pejabat dan stakeholder terkait.
Sementara itu, Ketua Pusat IKMI Dr. Cut Budiarti Emasanda mengungkapkan, dalam rangkaian Pekan Menyusui Dunia tahun ini, IKMI menggelar gebyar beragam kegiatan diantaranya yakni pelatihan untuk para kader kesehatan tentang mengolahan makanan gizi seimbang, pemeriksaan dan edukasi untuk ibu hamil dengan risiko tinggi serta pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Pandeglang.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya mengajak seluruh lapisan masyarakat, agar bersama-sama berpartisipasi aktif dalam kampanye pekan ASI sedunia tahun ini. Yuk Dukung Ibu Menyusui Tetap Bekerja dan Memberikan ASI
"Karena pemberian ASI yang benar merupakan salah satu upaya dalam melahirkan generasi yang berkualitas," katanya.
Ayo, saatnya kembali ke akar kita. Mari kita kembali menyusui buah hati kita.
Salam, Kompasianer Debutan Ade Setiawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H