"Sejarah mencatat, bencana kekeringan pernah dirasakan Bangsa Mesir (Kuno) selama tujuh tahun berturut-turut akibat kondisi cuaca ekstrim (saat itu) yang diakibatkan oleh apa yang disebut (saat ini) fenomena El Nino" - Ade Setiawan
Cuplikan tulisan diatas merupakan bagian dari anggitan saya sebelumnya yang berjudul 'Jas Merah: Bagaimana Memitigasi Bencana Kekeringan Akibat Efek El Nino'.
Berdasarkan kisah tersebut diatas, maka diketahui bahwa kekeringan sebagai akibat Efek Domino Fenomena El Nino merupakan salah satu ancaman paling serius terjadinya krisis pangan.
Pangan adalah hal yang sangat vital bagi manusia, sehingga kita sering diajarkan dulu di sekolah tentang kebutuhan primer manusia adalah "sandang-pangan-papan".Â
Walaupun saat ini kebutuhan primer sudah banyak bertambah tergantung daripada tingkat ekonomi masyarakat. Bagi mereka yang berpenghasilan tinggi, kendaraan dan informasi (HP dan berita) sudah termasuk kepada kebutuhan primer.
Lalu, Ibrah (pelajaran) apa yang bisa kita ambil dari sejarah Kepemimpinan Nabi Yusuf Alaihissalam dalam menghadapi kekeringan dan mengatasi ancaman krisis pangan ? Â inilah contoh mitigasi terhadap bencana kekeringan di zaman dulu.Â
Saat itu, Nabi Yusuf, mampu memprediksi Efek El Nino atau ancaman kekeringan yang melanda Mesir selama tujuh tahun berturut-turut dengan persiapan secara seksama dengan memaksimalkan masa tujuh tahun masa subur.
Jadi. dalam kisah  tersebut, Nabi Yusuf mampu memprediksi ketika Mesir masa jaya dan masa paceklik. Istilah sekarang adalah bagaimana memprediksi terhadap keadaan iklim, meterologi, klimatologi, dan geofisika.Â
Di Indonesia, lembaga yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika  adalah BMKG singkatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Prediksi dan data dari BMKG sekarang menjadi referensi bagi pihak lain seperti pertanian, penerbangan, perikanan dan kelautan, dan berbagai intansi lain yang memerlukan data iklim tersebut.Â