Provinsi Lampung memiliki potensi Zeolit Alam yang sangat melimpah. Salah satu sifat fisikokimia zeolit alam antara lain kemampuan menukar ion, menyerap molekul, dan berinteraksi dengan dinding sel bakteri. Dari sifat tersebut, zeolit alam berpotensi digunakan sebagai material antibakteri. Syarat material dapat digunakan sebagai antibakteri antara lain:
1. Sifat efektivitas antibakteri, yang mana material harus mampu membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri, baik bakteri gram positif maupun gram negatif.
2. Keamanan dan biokompatibilitas artinya tidak toksik bagi manusia dan lingkungan serta tidak menyebabkan iritasi, alergi, atau efek samping lainnya pada jaringan biologis.
3. Stabilitas kimia dan fisik, material harus stabil dalam berbagai kondisi lingkungan seperti kelembapan, suhu tinggi, atau ph ekstrem, tanpa kehilangan aktivitas antibakterinya.
4. Kemampuan melepaskan agen aktif, jika material bekerja melalui pelepasan agen aktif (contoh: ion logam seperti ag atau cu), pelepasan ini harus stabil, terkontrol, dan tidak berlebihan.
5. Interaksi dengan mikroorganisme, material harus mampu menempel pada dinding sel bakteri, menembus membran, atau merusak struktur sel bakteri.
6. Sifat antibakteri yang berkelanjutan, sifat antibakteri dapat dipertahankan untuk waktu yang lama atau memiliki mekanisme regenerasi.
7. Ramah lingkungan artinya mmaterial harus ramah lingkungan, dapat terurai, dan tidak menghasilkan limbah berbahaya.
8. Kemudahan integrasi, material harus dapat dengan mudah diterapkan atau diintegrasikan ke berbagai produk seperti tekstil, cat, filter air, atau alat medis.
Beberapa contoh material yang memenuhi sebagai material antibakteri seperti nanopartikel perak (Ag), titanium dioksida (TiO), kitosan, dan zeolit sintetis. Penggunaan zeolit sintetis tersebut dapat diubah dan digantikan dengan zeolit alam. Peran zeolite sebagai antibakteri jika diaplikasikan sebagai perban luka dapat berperan sebagai :
1. Pembawa (Carrier) Agen Antibakteri
Zeolit dapat dimodifikasi dengan ion logam seperti perak (Ag), tembaga (Cu), atau seng (Zn), yang memiliki sifat antibakteri kuat. Zeolit bertindak sebagai media untuk menyimpan dan melepaskan ion-ion ini secara perlahan, memberikan efek antibakteri jangka panjang pada area luka.
2. Pengatur Pelepasan (Controlled Release)
Zeolit memastikan pelepasan ion logam secara terkontrol, menghindari efek toksik akibat pelepasan berlebihan, sambil mempertahankan aktivitas antibakteri yang efektif di sekitar luka.
3. Menyerap Cairan Luka (Exudates Absorption)
Struktur pori-pori zeolit yang unik memungkinkan penyerapan cairan luka (eksudat), menjaga area luka tetap kering dan mencegah pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan lembap.
4. Meningkatkan Penyembuhan Luka
Zeolit yang dimodifikasi dapat merangsang regenerasi jaringan dengan menjaga lingkungan luka tetap steril dan mendukung pertumbuhan sel baru. Dalam beberapa kombinasi dengan bahan alami, seperti brotowali, efek penyembuhan luka lebih signifikan.
5. Penetral Racun dan Bau
Zeolit memiliki kemampuan menyerap racun atau zat kimia yang dihasilkan bakteri selama infeksi, serta mengurangi bau tidak sedap dari luka terbuka.
Penelitian terkait zeolit sebagai material antibakteri telah banyak dilakukan seperti yang telah dipublikasikan oleh (Pelle, dkk) tahun 2021 dalam jurnalnya yang berjudul "Sintesis dan Aktivitas Antibakteri Nanopartikel Ag-Zeolit A". Penelitiannya menunjukan Zeolit alam yang disintesis dengan cara dicampur dengan 25 ml larutan AgNO3 0,03 M kemudian di-stirrer pada suhu selama 2 jam dan kemudian disaring serta dikeringkan di dalam oven selama 24 jam pada suhu 100°C. Hasil penelitiannya menunjukan Ag-ZA (60 menit) menghasilkan zona hambat pada bakteri terbesar, yaitu pada bakteri E. coli: 12 mm dan S. aureus: 10 mm. Mekanisme antibakteri terkait dengan pelepasan ion Ag⁺ yang merusak dinding sel bakteri dan menyebabkan kematian sel. Selain itu, penelitian terkait zeolit alam dilakukan oleh (Wulandari dkk, 2023) dengan judul "Pengaruh salep formulasi ekstrak brotowali dengan kombinasi zeolite alam lampung terhadap penyembuhan ulkus diabetic". Wulandari menambahkan zeolite alam lampung pada salep brotowali untuk melihat pengaruh terhadap penyembuhan ulkus diabetic menggunakan sampel mencit jantan (Mus musculus) yang diinduksi diabetes dengan streptozocin (50 mg/kg BB). Luka pada mencit dirawat dengan salep berbahan ekstrak brotowali dan ZAL selama 14 hari. Hasil Penelitiannya meunjukan bahwa terjadi perubahan rata-rata luas luka sebelum dan setelah perawatan. Penurunan luas luka menunjukkan perbedaan yang signifikan (p = 0,002), yang mengindikasikan efektivitas kombinasi ekstrak brotowali dan ZAL dalam penyembuhan ulkus diabetik. Penelitian lain oleh (Rachmawati & Yuliati, 2023) dengan judul "Uji Aktivitas Antibakteri Zeolit X-Zn Terhadap Bakteri Escherichia coli", Mereka menggabungkan zeolite dan zinc dengan tujuan untuk melakukan aktivitas antibakteri. Logam zinc akan menghambat pertumbuhan pada bakteri Escherichia coli yang akan disaring dan diperangkap oleh zeolite. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa zeolit x-Zn memiliki aktivitas antibakteri yang lemah terhadap bakteri Escherichia coli dengan diameter zona hambat rata- rata 1,73 mm. Kloramfenikol sebagai kontrol positif memiliki sifat antibakterisida sehingga menghasilkan zona hambat terhadap bakteri Escherichia coli dengan diameter rata rata terbesar dibandingkan Zeolit x-Zn dan Zeolit x ZnO yaitu 19,6 mm. Dari hasil beberapa penelitian tersebut, zeolit alam memiliki potensi besar sebagai material antibakteri dengan berbagai keunggulan seperti kemampuannya dalam menukar ion, menyerap molekul, dan berinteraksi dengan mikroorganisme. Penelitian-penelitian yang ada menunjukkan bahwa zeolit alam dapat digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk perban luka yang berperan sebagai pembawa agen antibakteri, pengatur pelepasan, dan membantu penyembuhan luka. Walaupun beberapa penelitian menunjukkan variasi dalam efektivitas antibakterinya, dengan modifikasi yang tepat seperti penambahan ion logam, zeolit alam dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan material medis yang aman, efektif, dan ramah lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H