1. Fokus pada masalah
Strategi ini merupakan suatu tindakan yang mengarah pada pemecahan masalah. Adapun macam bentuknya antara lain:
- Planful problem solving yaitu memberikan reaksi dengan melakukan usaha-usaha tertentu dengan tujuan untuk membuat keadaan berubah, dan untuk penyelesaian masalah dilanjutkan dengan pendekatan analitis.
- Confrontative coping yaitu memberikan reaksi untuk merubah keadaan yang bisa memberi gambaran tingkatan risiko yang harus diambil.
- Seeking social support yaitu memberikan reaksi dengan mencari dukungan dari pihak luar, baik berupa dukungan emosional, infirmasi-informasi, maupun bantuan yang nyata berupa tindakan.
2. Fokus pada emosi
Strategi ini merupakan suatu bentuk usaha-usaha yang dilakukan untuk memodifikasi fungsi emosi tanpa usaha mengubah stressor secara langsung. Adapun macam bentuk strategi jenis ini, antara lain:
- The positive reappraisal (memberi penilaian positif) yaitu memberikan reaksi dengan menciptakan arti positif dengan tujuan untuk pengembangan diri, misalnya dengan  mengikuti hal yang bersifat religious.
- Accepting responsibility (penekanan pada tanggung jawab) adalah memberikan reaksi dengan menumbuhkan kesadaran terhadap peran diri didalam masalah yang sedang dihadapi, dan sebisa mungkin untuk mendudukkan segala hal sebagaimana mestinya.
- Self controlling (pengendalian diri) yaitu memberikan reaksi dengan melakukan regulasi diri baik dalam bentuk tindakan maupun perasaan.
- Distancing (menjaga jarak) agar tidak terbelenggu oleh masalah yang sedang dihadapi.
- Escape avoidance (menghindarkan diri) yaitu menghindari permasalahan yang sedang dihadapi.
Jenis stres atau permasalahan yang dihadapi sangat berpengaruh untuk menentukan jenis coping yang akan digunakan dan seperti apa dampak yang ditimbulkan (Evans & Kim, 2013). Misalnya strategi problem focused dapat digunakan pada situasi yang bisa saja berubah secara konstruktif (seperti mengalami kelaparan akibat bencana).Â
Lalu pada situasi sulit seperti kematian orang terdekat atau pasangan, strategi coping yang digunakan yaitu emotion focused, karena individu diharapkan dapat lebih banyak berdoa dan bertawakkal. Reaksi terhadap stres yang menurun dan terpenuhinya tuntutan-tuntutan yang diharapkan merupakan hal yang menetukan berhasil atau tidaknya individu dalam melakukan coping (Rutter, 2013; Compas, et al., 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, J. (2019). Strategi Coping Stres Dalam Mengatasi Problema Psikologis. At-Taujih: Bimbingan dan Konseling Islam, 2(2), 37-55.
Jonathan, A. C., Herdiana, I. K. E., Psikologi, D., Psikologi, F., & Airlangga, U. (2020). Coping Stress Pascacerai: Kajian Kualitatif pada Ibu Tunggal. Insan: Jurnal Psikologi Dan Kesehatan Mental, 5(1), 71-87.
Aufar, A. F., & Raharjo, S. T. (2020). Kegiatan relaksasi sebagai coping stress di masa pandemi COVID-19. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, 2(2), 157-163.
Nevid J.S, Rathus S.A, Green B. Psikologi Abnormal. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2003