Meskipun mendengar merupakan salah satu aspek dalam pengembangan bahasa dan pendidikan, masalah ini sangat terabaikan. Mayoritas para parent lebih memilih untuk membangun keterampilan aksara yakni; membaca, menulis, dan berbicara.Â
Namun, sebelumnya anak-anak dapat berbicara dengan benar dan lancar, terlebih dahulu mereka harus banyak-banyak mendengar agar anak itu bisa berbicara dengan lancar.Â
Dengan adanya proses mendengar sendiri sudah dimulai sejak anak bayi. Kemampuan mendengar tersebut yang baik akan sangat mendukung aspek komunikasi yang baik juga.Â
Maka dari itulah alasan mengapa adanya stimulasi kemampuan mendengar pada anak harus dilakukan sejak dini sebab dengan adanya hal tersebut akan mendukung kemampuan kognitif secara menyeluruh.
Dengan mengingat kemampuan mendengar untuk menunjang proses belajar lainnya, sebagai parents harus memberikan stimulus pada indra pendengaran anak sejak dini.Â
Selain stimulasi sejak dini kita harus memaksimalkan kemampuan mendengar anak dan juga bisa mendetaksi apabila sang anak memiliki gangguan pada organ pendengarannya.
Bagaimana cara memberikan stimulasi yang baij dan afektif agar kemampuan pendengaran anak bisa berkembang?
1. Mengajak Anak Untuk Sering Berbicara
Meskipun sang anak belum sepenuhnya mengerti tentang makna dari kata-kata yang diucapkan oleh orang tuanya, maka indra pendengaran anak akan tetap menangkap bunyi ataupun suara yang ada disekeliling mereka.Â
Maka dari itu, sebagai orang tua sering-seringlah untuk mengajak sang buah hati untuk berbicara yang akan diucapkan sang anak tersebut.Â
Pada dasarnya pada saat bayi usia 0-6 bulan biasanya akan merenspons suara dengan senyuman maunpun dengan celotehannya. Apabila bayi tidak memberikan respon apapun.Â
Bisa jadi jadi sang bayi memiliki gangguan pada saluran pendengarannya. Dengan adanya kemajuan teknologi saat kini memungkinkan kita untuk bisa melakukan pemeriksaan pendengaran pada sang bayi yang berumur 3-4 hari untuk memeriksa kemampuan pendengaran mereka.
Memang ada bayi yang terlahir dengan memiliki gangguan pendengaran atau yang disebut tuna rungu. Jika masalah tersebut cepat diatasi maka sang bayi akan diberikan alat bantu pendengaran  untuk membantu pendengarannya.Â
Namun, jika ada masalah yang lain, maka penanganannya bisa lebih awal hingga tidak menganggu proses perkembangannya.
2. Mainkan Musik Yang Berirama Gembira
Setelah bayi berusia 6 bulan, bayi akan mulai mengeluarkan ekspresi yang sangat lucu apabila dia mendengar sebuah lagu yang sangat ceria.Â
Sehingga, beberapa bayi akan menggerak-gerakkan tangannya seolah-olah ia sedang menari ketika mendengar suara lagu atau musik yang ceria. Maka dari itu, untuk melatih kemampuan mendengarkannya, sebagai orang tua mainkan lagu-lagu yang bernada ceria.Â
Sebab, hal tersebut akan membuat bayi lebih fokus untuk mendengar irama maupun lirik dalam lagu yang sedang ia dengarkan.
3. Bacakan Buku Cerita
Buku cerita sangat memiliki banyak manfaatnya khususnya pada anak-anak, entah pada sang bayi yang belum genap 1 tahun usianya atau anak-anak yang sudah menduduki bangku sekolah.Â
Dengan membacakan buku cerita sangat memberikan manfaat yaitu bisa menstimulasi kemampuan untuk mendengar, berbicara, berpikir, berlogika, dan juga berimajinasi.Â
Ketika orang tua mulai membacakan cerita, anak-anak akan mendengarkan dengan saksama. Maka dari itu, kemampuan mendengar anak seperti mengenali dan mengingat kata yang akan terbentuk.
4. Membuat Handmade Bersama
Dengan adanya aktivitas membuat kerajinan bersama juga sangat menyenangkan untuk anak-anak. Sebab, mereka akan menyalurkan ide-ide kreativitasnya sekaligus menstimulasi pendengarannya.
Ketika melakukan kegiatan tersebut, berilah sang anak instruksi untuk melakukan tahapan-tahapan cara membuat kerajinan yang sederhana.Â
Pada saat orang tua memberikan instruksi, anak juga akan mulai belajar untuk mendengarkan dan mencern instruksi apa yang sudah diberikan oleh orang tuanya. Aktivitas tersebut sangat melatih pendengaran maupun ingTan, logika dan koordinasi tangan dan mata.
5. Nonton Film Bersama
Film maupun video sangat bisa dijadikan alternatif untuk kemampuan mendengar sang balita. Misal, ketika anak menonton kartun kesukaannya, cobalah untuk bertaya tentang garis besar cerita film yang yang ia sukai.Â
Apabila anak bisa mendengar maupun memperhatikan film dengan baik, ia akan mampu menceritakan hal-hal yang berkaitan tentang film kartun yang ia tonton.Â
Namun, lebih baik ada batasan waktu untuk melihat film. Sebagai orang tua jangan salah pilih film untuk ditonton sang anak. Jadi, pilihlah film sesuai umur anak.
Maka dari itulah cara menstimulasi pendengaran sang anak. Dengan mendengar, melihat, dan mengalami, anak-anak juga akan belajar banyak tentang luasnya dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H