Mohon tunggu...
Ade Ratno
Ade Ratno Mohon Tunggu... Administrasi - Percaya bahwa kemajuan lebih penting daripada kesempurnaan. Selalu belajar, selalu berkembang. Mengubah tantangan menjadi peluang, satu langkah pada satu waktu

Kemandirian bukan berarti berjalan sendirian, tetapi kemampuan untuk menghadapai dunia dengan kekuatan dan keyakinan diri, meski tanpa bergantung pada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam pertama yang Hilang; Malam pertama ku, adalah awal dan akhir kebahagiaan

5 Januari 2025   08:05 Diperbarui: 5 Januari 2025   08:05 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama beberapa hari berikutnya, Raka mencoba untuk mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Ia pergi menemui keluarga Siska untuk memberi kabar, dan mereka pun sangat terkejut dan hancur mendengar berita tersebut. Namun, tak lama kemudian, salah satu keluarga Siska mengatakan sesuatu yang mengejutkan.

"Siska memang memiliki riwayat penyakit jantung yang sangat serius. Kami semua sudah tahu, tapi dia tidak ingin memberitahukanmu. Dia ingin menjalani pernikahan ini dengan bahagia, tanpa beban. Itu sebabnya, dia merahasiakannya darimu."

Raka merasa seperti dunia yang ia kenal hancur berkeping-keping. Kenapa Siska tidak memberitahunya? Kenapa ia harus menyembunyikan penyakit itu dari orang yang paling ia cintai? Air mata tak terbendung mengalir di pipinya, namun ia merasa seakan tidak ada yang bisa mengubah kenyataan.

Malam itu, Raka kembali duduk di tempat tidur yang pernah ia duduki bersama Siska. Ia masih bisa merasakan kehangatan tubuh Siska yang dulu ada di sisinya, meskipun sekarang hanya ada kesepian yang mencekam. Raka merasa seperti terjebak dalam kenangan yang menyakitkan, tak bisa melangkah maju.

Sisa-sisa mimpinya sebagai suami yang bahagia kini hanya tinggal kenangan pahit. Setiap sudut rumah pengantin itu mengingatkannya pada senyuman Siska, pada janji-janji yang tak pernah terwujud. Malam pertama yang seharusnya menjadi awal dari sebuah perjalanan hidup bersama, kini hanya menjadi sebuah ingatan yang tak akan pernah bisa ia lupakan.

Raka tak bisa lagi membayangkan hidupnya tanpa Siska. Ia tahu, meskipun waktu akan menyembuhkan sebagian lukanya, kenangan akan Siska dan malam pertama yang hilang itu akan selalu tinggal bersamanya, sebagai bagian dari kisah hidup yang tragis dan penuh kehilangan.

Dan dengan itu, Raka belajar bahwa cinta terkadang harus berhadapan dengan kenyataan yang tak terduga, dan bahwa hidup memang tidak selalu memberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki segala sesuatu.

__AR__

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun