Saya : "Ya berhusnuzonlah pada mertuamu, barangkali dia sudah berada pada level Ustad Yusuf Mansur, suatu hari dia memberikan ceramah di kampus saya kemudian selesai ceramah UYM langsung pulang, namun dicegat oleh salah satu pejabat kampus. Mereka salaman di tengah kerumunan asisten UYM yang mengamankan jalan dan mahasiswa yang hendak bersalaman dan berfoto. Dalam salamannya pejabat kampus tersebut memberikan amplop yang cukup tebal. UYM kemudian menolaknya dan bilang ini buat mesjid kampus saya. Saya pikir UYM sudah berada pada level yang berbeda walaupun dia berbuat kebaikan di tengah kerumunan orang. Dia telah terbiasa memberi dan bukan sesuatu yang istimewa. Berbuat baik baginya adalah kebiasaan."
Oh ya kemarin juga ada cerita menarik dari teman kuliah saya. Jadi dia dimintain sumbangan sama sesama alumni kampus. Kebetulan yang minta sumbangannya adalah mantan pacarnya. Saya tahu kalau teman saya ini orangnya baik kalau urusan uang. Tapi dia bingung kalau dia nyumbang dalam hati ini masih ada rasa ingin pujian, ingin dibilang udah sukses dan lain-lain, apalagi yang mintanya mantan pacar. Keputusannya dia lebih baik tidak nyumbang. Alasannya lebih baik dia dikatakan pelit dari pada ngasih uang 500.000 tapi tidak dapat amalan apapun.
Terima kasih sudah membaca dan semoga bermanfaat. Salam hangat buat yang lagi berkumpul bersama keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H