Mohon tunggu...
ade rachmad
ade rachmad Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Analisis Novel "Hujan" Karya Tere Liye

26 Februari 2018   17:18 Diperbarui: 26 Februari 2018   17:37 41960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tokoh selanjutnya yaitu sahabat Lail bernama Maryam. Lail bertemu Maryam ketika mereka menjadi teman satu kamar di panti sosial. Maryam selalu ada disisi Lail. Maryamlah yang telah menemani Lail ketika berada di panti sosial. Maryam adalah perempuan berambut kribo yang suka sekali meledek Lail.

"Nah, bukankah kamu jatuh cinta pada Soke Bahtera saat gerimis? Waktu-waktu terbaikmu bersamanya juga saat hujan, kan? Kabar buruk bagimu jika Soke Bahtera ternyata mencintai Claudia. Aku tidak bisa membayangkan betapa sakitnya kamu setiap kali hujan turun, mengenang semuanya." Maryam nyengir lebar, sama sekali merasa tidak berdosa."-Halaman 201

Selain itu, terdapat seorang wanita bernama Elijah. Dia adalah seorang paramedis yang membantu Lail untuk menghapus ingatannya. Elijah hadir sejak cerita dimulai, menemani Lail di dalam ruang modifikasi ingatan. Elijah merupakan sosok yang bijaksana dalam menyikapi segala permasalahan yang Lail hadapi.

"Ratusan orang pernah berada di ruangan ini. Meminta agar semua kenangan mereka dihapus. Tetapi sesungguhnya, bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak pernah bisa melupakan."-Halaman 308

Sudut pandang yang digunakan pada novel ini adalah sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang ini dapat dibuktikan dalam beberapa kutipan.

 "Lail terburu-buru mengangguk. Dia tadi asyik menoleh, menatap layar-layar televise di dinding, tiang, dan di mana-mana yang menyiarkan breaking news."-Halaman 12

 "Mereka tiba di lapangan tepat waktu. Ada 54 relawan yang dilantik pagi ini dari seratus orang yang memulai pelatihan setahun lalu. Sisanya mengundurkan diri atau tidak lulus."-Halaman 125

Dari beberapa kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang yang digunakan yaitu sudut pandang orang ketiga. Itu dibuktikan dengan menggunakan kalimat "dia" dan "mereka".

Tere Liye adalah seorang nama pena dari seseorang bernama Darwis. Dia bersekolah SD dan SMP di SDN 2 dan SMN 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Lalu dia melanjutkan pendidikannya di SMUN 9 Bandar Lampung. Setelah itu, dia melanjutkan berkuliah di Universitas Indonesia dengan mengambil fakultas Ekonomi. Ia lahir pada 21 Mei 1979. Dia menikah dan memiliki dua anak. Salah satu yang menjadi ciri khas di setiap novelnya, dia jarang sekali menampilkan biografinya. Darwis. Akhir-akhir ini, dia membuat buku dengan judul hanya satu kata.

Hubungan antara Tere Liye dengan novel ini adalah ketika dia menjelaskan kehidupan di universitas.     

"Lail dan Maryam menghabiskan makan siang di kantin sekolah keperawatan. Dua mangkuk sup kaldu. Mereka sedang istirahat, setelah kuliah tentang saraf tadi, sekaligus menunggu jadwal kuliah Biomedik 45 menit lagi."-Halaman 194

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun