Dale G. Leathers menyebut enam alasan mengapa pesan nonverbal sangat penting. Pertama, unsur nonverbal sebenarnya menemukan makna dalam komunikasi interpersonal. di saat kita berkomunikasi dengan teman kita secara berpapasan kita akan menyampaikan pesan secara verbal namun untuk memenuhi itu semua harus menggunakan bahasa nonverbal.  Kedua, perasaan dan emosi disampaikan lebih hati-hati dalam pesan nonverbal dibandingkan pesan verbal. Ketiga, pesan nonverbal menyampaikan maksud dan makna secara relatif tanpa penipuan, distorsi, atau racun. Keempat, pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikasi yang sangat penting untuk  komunikasi yang berkualitas. Kelima, pesan nonverbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efektif dibandingkan komunikasi verbal. Dalam komunikasi ini, pesan verbal memerlukan waktu dan pemikiran lebih banyak dibandingkan simbol-simbol yang muncul dari pesan nonverbal. Keenam, komunikasi nonverbal merupakan cara yang paling efektif dalam memberikan sugesti. Dalam teori ini menuntut kita untuk mengungkapkan emosi dan gagasan kita secara tidak langsung. dalam kasus Mahasiswi UIN Lampung dengan dosen yang terjadi di Lampung bisa terjadi karena mereka melakukan hubungan seksual tersebut karena tuntutan nonverbal mereka untuk memenuhi kebutuhan seksual mereka.Â
Ada 6 jenis pesan nonverbal antara lain: kinesik dan gerakan tubuh, paralinguistik atau suara, proksemik, sensitivitas kulit, faktor artifaktual seperti pakaian dan kosmetik. Komunikasi nonverbal adalah jenis komunikasi non-visual yang tidak dapat didengar atau dirasakan. Komunikasi jenis ini terjadi dalam bentuk tekstur dan  aroma yang dirasakan melalui kulit, hidung, dan pengecap. Kasus hubungan seksual antara dosen dan mahasiswa di UIN Lampung. Pastinya terjadi komunikasi non visual antara kedua orang tersebut untuk mengungkapkan perasaan dan keinginannya dengan gangguan psikomotorik yang tidak dapat kita  ketahui.
Organisasi, Struktur, dan Imbauan Pesan
Beigley dalam peninjauannya membandingkan keefektifan dari pesan yang terstruktur dan tidak terstruktur, dia menemukan bukti yang memperlihatkan bahwa pesan yang terorganisasi dengan baik dapat lebih dipahami dan diterima daripada pesan yang tidak terstruktur dengan baik. Lalu dalam pengorganisasian dan penyusunan struktur pesan ditujukan untuk mempengaruhi seseorang, harus menggunakan suatu motif yang bisa menggerakkan atau mendorong perilaku atau sikap dari komunikan. Dengan kata lain secara psikologis mengimbau individu atau kelompok agar menerima serta melakukan gagasan dari komunikator. Berdasarkan penelitian Rogers (1971) mengenai imbauan ganjaran, memperlihatkan imbalan uang berpengaruh terhadap adopsi vasektomi yang dimana seseorang lebih banyak mengubah sikapnya juga diberi imbalan atau mendapat kompensasi yang lebih dari orang lain.
Lalu jika dikaitkan organisasi, struktur dan imbauan pesan ini dalam konteks kasus asusila dosen dan mahasiswa di UIN Lampung, pola komunikasi antara dosen dan mahasiswa terorganisasi dan terstruktur dengan baik membuat pesan yang disampaikan satu sama lain dapat cepat dimengerti dan diterima dan tidak luput dari imbauan ganjaran yang diberikan salah satu pihak yang berakibat pada pembentukan perilaku (hubungan seksual).Â
REFERENCE
Arafat, M. Y. (2018). Pengaruh Citra Tubuh Ideal Dan Daya Tarik Fisik Terhadap Kemampuan Interpersonal Pada Pria yang Berolahraga di Pusat Kebugaran atau Fitness Center di Samarinda Seberang. PSIKOBORNEO, 6(4), 748-762.
Davis, S. L., Rives, L. M., & Maya, S. R. De. (2017). Introducing Personal Social Responsibility as A Key Element to Upgrade CSR. Spanish Journal of Marketing - ESIC, 21, 146-163. https://doi.org/10.1016/j.sjme.2017.04.001
Rakhmat, J. (2019). Psikologi Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Wahyuni, Akhtim. (2011) Mengasah Interpersonal Skills Mahasiswa Calon Pendidik, Jurnal PEDAGOGIA, Vol. 1, No. 1.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H