Mohon tunggu...
Ade PutriSarwendah
Ade PutriSarwendah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Feel Good By Doing Good

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengulik Perkembangan Pendidikan Khusus dan Implementasinya di Korea Selatan

30 April 2019   14:31 Diperbarui: 30 April 2019   14:50 1541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Kegiatan Lecturer bersama para Professor di Seoul National University of Education

 Sejarah pelaksanaan pendidikan khusus di Korea Selatan sudah dimulai pada tahun 1971 dengan mulai dibangunnya sekolah khusus (SLB) di Korea Selatan. Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di Korea Selatan semakin terarah pelaksanaannya semenjak landasan hukum tentang pelaksanaan Pendidikan Khusus dikeluarkan pada tahun 1977 yang selanjutnya dirumuskan dalam Undang- Undang yang mengatur tentang pendidikan khusus dan sampailah pada tahun 2007 terbentuklah "The Act on Special Education For Disabled Person With Disabled Person" yang makin menyempurnakan peraturan yang mendukung pelaksanaan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di Korea Selatan.

"The Act on Special Education For Disabled Person With Disabled Person" mengklasifikasikan anak berkebutuhan khusus menjadi 10 kategori yakni : visual impairment (gangguan penglihatan) ; hearing impairment (gangguan pendengaran); intellectual disabilities (hambatan intelektual); physical handicapped (hambatan gerak/fisik); emotional behavior disorder ( gangguan emosi dan perilaku); autism spectrum disorder (autis); learning disabilities ( kesulitan belajar); health impairment (gangguan kesehatan); communication disorder ( gangguan komunikasi); dan developmental delay (perkembangan terlambat). 10 kategori anak berkebutuhan khusus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Korea Selatan ini diakomodir kebutuhan pendidikannya sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan dari peserta didik tersebut. Layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus diakomodir melalui pendidikan di sekolah umum yang pelaksanaannya berupa inklusi penuh ataupun inklusi sebagian (kelas khusus) dan sekolah khusus (SLB).

Tak hanya sekolah inklusi dan sekolah khusus (SLB), Korea Selatan memiliki pula sekolah rumah sakit (hospital school operation) yang pelaksanaannya difungsikan untuk mengakomodir kebutuhan belajar anak yang tidak dapat mengikuti pembelajaran pada setting kelas regular dikarenakan kondisi  kesehatan dan rutinitas pengobatan yang mengharuskan untuk tetap berada di lingkungan rumah sakit. Pelaksanaan hospital school operation tetap menggunakan kurikulum dalam pengajarannya dan mengedepankan rencana pendidikan individual (RPI). 

Di samping itu pelaksanaan hospital school operation menggunakan layanan pembelajaran dirumah secara cyber dan menggunakan model sistem instruksi dengan video. Sebagai informasi hospital school operation ini dalam pelaksanaannya tidak dipungut biaya / gratis bagi anak- anak yang memang memiliki gangguan kesehatan.

Banyaknya jumlah sekolah penyelenggara inklusi di Korea Selatan menggambarkan bahwa kesadaran akan pelaksanaan pendidikan yang ramah terhadap pembelajaran dengan mengedepankan tindakan menghargai dan merangkul perbedaan sudah mulai terbentuk. Melihat banyaknya sekolah penyelenggara inklusi di Korea Selatan lantas tidak mengesampingkan peran dan eksistensi dari penyelenggara pendidikan khusus yang lain seperti sekolah khusus (SLB). 

Para orangtua di Korea Selatan sudah terbentuk kesadaran akan kondisi serta kebutuhan dari putra-putrinya yang berkebutuhan khusus. Bagi anak dengan kondisi kebutuhan khusus dalam rentang kategori sedang-berat orangtua memiliki kecenderungan untuk memasukkan putra putrinya di sekolah khusus (SLB). Pilihan untuk menyekolahkan anak-anak berkebutuhan khusus kembali ke orangtua masing-masing, tentunya hal ini sudah dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan dari anak mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Pelayanan yang diberikan untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus di Korea Selatan tidak hanya sebatas pada pelayanan pendidikan, namun Pemerintah Korea Selatan membangun pula Special Education Support Centre. Special Education Support Centre berfungsi sebagai pusat layanan yang dibentuk untuk memberikan layanan informasi bagi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus berkenaan dengan kebutuhan anaknya disesuaikan dengan jenis layanan yang sesuai dengan kebutuhannya. Pusat layanan ini berisikan orang-orang yang berkompeten dalam pendidikan khusus yang nantinya dapat memberikan rekomendasi bagi orangtua anak berkebutuhan khusus untuk mendapatkan layanan yang sesuai. 

Di samping Special Education Support Centre, layanan yang dikhususkan bagi anak berkebutuhan khusus adalah diberikannya kartu layanan bagi anak yang terdeteksi mengalami kebutuhan khusus. Kartu layanan ini dapat diperoleh oleh orangtua dengan kebutuhan khusus dari dokter/ahli yang melakukan pemeriksaan yang menerangkan kebutuhan khusus dari seorang anak. Layanan yang diperoleh oleh orangtua anak berkebutuhan khusus dengan kartu ini adalah kemudahan akses untuk memperoleh layanan pendidikan khusus sesuai dengan kebutuhan siswa (direct apply).

Lalu bagaimana dengan anak berkebutuhan khusus yang sudah menyelesaikan jenjang pendidikan SMALB? Bagaimana keberlanjutannya? Bagi anak berkebutuhan khusus baik yang berada di sekolah inklusi maupun di sekolah khusus (SLB) setelah menyelesaikan tingkat SMA mereka kembali memperoleh pelatihan yang difokuskan untuk mencari pekerjaan. 

Di Korea Selatan pelatihan khusus bagi Anak Berkebutuhan Khusus pasca lulus pendidikan menengah ini bernama Special Course For Job (kursus khusus untuk pekerjaan). Special Course For Job ini dilaksanakan selama 1-2 tahun dan fokus pada pelatihan keterampilan yang nantinya dapat dipergunakan untuk mencari pekerjaan bagi anak--anak berkebutuhan khusus. Pada kursus khusus ini anak-anak berkebutuhan khusus diberikan pelatihan keterampilan yang disesuaikan dengan kemampuan mereka yang nantinya dapat mereka manfaatkan untuk mencari pekerjaan.

Gambar 2. School Visit ke Sekolah Inklusi dan Sekolah Khusus (SLB) di Korea Selatan
Gambar 2. School Visit ke Sekolah Inklusi dan Sekolah Khusus (SLB) di Korea Selatan
Mengintip pelaksanaan pendidikan khusus di Korea Selatan, saya berkesempatan melakukan kunjungan ke beberapa sekolah penyelenggara pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di Korea Selatan. Sekolah pertama yang saya kunjungi adalah Central Christian Academy (CCA)  di Korea Selatan. Sekolah yg saya kunjungi ini merupakan sekolah inklusi yang terdiri dari jenjang TK-SMP. Terdapat 25 guru di sekolah Central Christian Academy (CCA) ini , dengan uraian 11 org guru kelas, 11 guru pendamping khusus(GPK) dan 3 orang tenaga ahli (tenaga kesehatan, tenaga terapis dan psikolog). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun