Mohon tunggu...
Aden ReunidaZahbi
Aden ReunidaZahbi Mohon Tunggu... Lainnya - Mencintai sang pemilik cinta

لله تعالى

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Disleksia, Bagai Bintang di Bumi!

2 Desember 2020   08:53 Diperbarui: 2 Desember 2020   08:59 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: omduut

Tulisan ini diinspirasi oleh cerita dalam film Taree Zameen Par yang mengkisahkan tentang jatuh bangun hidup seorang anak laki-laki bernama Ishaan Awasthi yang mengalami kesulitan dalam belajar.

Ishaan merupakan anak usia 8 tahun tetapi ia belum bisa menghafal angka maupun huruf dengan benar, kemampuan akademisnya di sekolahpun mengalami ketertinggalan yang sangat disbanding dengan teman sebaya dan saudara kandungnya.

Film ini menarik untuk diulas karena mengandung banyak pesan moral terutama untuk para orang tua dan guru. Sosok Ishaan digambarkan dengan karakter anak yang sulit mengikutipembelajaran di kelas tetapi ia termasuk anak yang ceria, ekspresif, dan suka berimajinasi.

Ihsaan memiliki kakak laki-laki yang bernama Yohaan dengan karakter pintar, penurut, dan kalem. Ayah mereka memiliki sifat tegas dan kaku. Berbeda dengan karakter ayah, sosok ibu memiliki karakter yang pengertian dan lemah lembut. 

Dalam cerita Taree Zameen Par diceritakan bahwa Ishaan lahir di lingkungan yang menganggap bahwa prestasi dan kepandaian diukur dengan angka dan kemampuan dalam bidang akademik di sekolah yang membuat kedua orang tua Ishaan mengeluhkan perilakunya karena sulit untuk diatur, selalu menolak untuk belajar, dan sudah dua tahun berada di kelas III A. 

Padahal Ishaan memiliki daya imajinasi yang sangat bagus yang dituangkannya dalam bentuk lukisan, tetapi orang disekitarnya menganggap remeh lukisan yang dibuatnya dan dianggap lukisan-lukisannya tak ada gunanya, karena yang paling utama adalah memiliki prestasi dalam bidang akademik sehingga tak jarang guru di sekolahnya menyebut Ishaan dengan kata-kata kasar atau destruktif seperti "Shamelees Boy" (anak laki-laki tak tau malu), "King of Moron" (Raja dari orang tolol), "Lazy" (Malas).

Ketika berada dirumah pun ayahnya menganggap Ishaan sebagai produk yang gagal dan sering menyebutnya idiot. Ishaan yang berusia 8 tahun dihadapkan dengan masalah pelik yaitu kesulitan dalam membaca dan menulis yang menjadikannya tidak pernah memahami apa yang ia baca dan tidak seorang pun yang bisa memahami ketidaktahuan Ishaan sehingga mengakibatkan ia selalu gagal dalam semua mata pelajaran. Tertekan dengan sikap ayahnya dan sikap guru di sekolah dan juga teman sebayanya menjadikan Ishaan pribadi yang tertutup. Hingga akhirnya ia dituntun orang tuanya untuk sekolah di asrama yang jaraknya jauh dari rumah.

Ishaan memasuki sekolah asrama yang begitu kaku dalam sistem pengajaran di kelas. Disana guru menjadi sumber ilmu uatama, buku sebagai sumber bacaan utama, dan menirukan ucapan guru adalah kewajiban, jawaban yang tidak sama dengan guru adalah salah selogis apapun jawaban tersebut, gambar yang tidak sama dengan guru adalah hukuman. Seperti burung beo yang hanya menerima tanpa bisa mengungkapkan pendapatnya seperti itulah guru dalam mengkondisikan siswanya.

Karena guru yang kaku dalam mengajar dan orang tua yang tak menyempatkan menjenguk Ishaan karena Yohan sedang dalam pertandingan menjadikan Ishaan kehilangan senyum dan kegiatan melukisnya. Hingga suatu hari seorang guru seni baru yang bernama Nikumbh  memberikan pelajaran dengan cara unik dan menyenangkan sehingga dalam proses belajar mejadi positif dan muridpun memiliki antusias yang tinggi.

Namun dalam sikap antusias murid hanya satu anak yang terlihat acuh selama proses belajar yaitu Ihsaan hingga akhirnya Nikumbh memiliki rasa penasaran padanya.

Lama kelamaan Nikumbh mencari tahu lebih jauh tentang Ishaan dan apa yang terjadi padanya hingga ia tidak memiliki ekspresi sama sekali, hingga akhirnya ia tahu bahwa Ishaan mengalami disleksia (gangguan dalam memahami dan mempelajari kata).

Disleksia masih dianggap sebagai istilah asing bagi kebanyakan orang dan pandangan orang terhadap orang disleksia seringkali negatif tanpa mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada penderitanya. Ketika anak mengalami kesulitan dalam belajar terutama dalam hal membaca dan menulis sering dianggap sebagai sebuah kesalahan dan mengasumsikan bahwa si anak berperilaku malas dalam belajar.

Hal ini dialami oleh tokoh Ishaan dalam film Taree Zameen Par kedua orang tuanya terburu-buru menjastifikasi anaknya sebagai anak yang tidak pandai, suka membuat keributan, dan menyusahkan orang lain.

Mereka tidak memahami kesulitan yang dialami Ishaan, hal ini mengakibatkan orang tuanya tidak mengetahui bahwa Ishaan mengalami gangguan belajar (disleksia). Mereka juga terlalu kesal dengan perilaku Ishaan sehingga mengabaikan perasaannya dan memindahkan Ishaan ke sekolah asrama.

Kedatangan Nikumbh ke rumah Ishaan untuk mencari inforasi tentang muridnya itu kurang direspon dengan baik. Nikumbh mengawali pembicaraan mengenai kondisi Ishaan yang sebenarnya secara langsung pada orang tuanya namun apa yang disampaikan oleh Nikumbh dianggap sebagai tindakan yang salah oleh ayah Ishaan.

Ayah Ishaan masih beranggapan bahwa sebaik-baiknya anak adalah yang mampu menguasai pelajaran eksakta sperti menghitung, membaca dan menulis.

Ia menuntut Ishaan menguasai semua hal tersebut dan mengabaikan hal penting yang ada pada diri Ishaan yaitu kemampuan luar biasanya dalam menggambar dan mengesampingkan kemampuan Ishaan yang sudah terlihat tersebut.

"Pada akhirnya kata kunci yang paling tepat dalam tiap sisi kehidupan adalah memahami"

Selama ini Nikumbh selalu berusaha ntuk mendampingi Ihsaan dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya meski ia tahu untuk mengembangkan potensi anak disleksia bukanlah perkara yang sederhana, namun semangatnya tak pernah surut.

Sampai suatu hari asramanya mengadakan perlombaan menggambar antar siswa dan Ishaan pun turut serta dalam perlombaan tersebut.

Siapa sangka Ishaan akan memenangkan pelombaan tersebut kenyataannya goresan karyanya begitu indah dan imajinatif. Orang tuanya pun menyambut Ishaan dengan pelukan hagat dan mulai memahami baha dibalik disleksia yang dialami Ishaan ternyata ia memiliki potensi yang luar biasa.

Dari cerita tersebut kita belajar untuk memahami kecerdasan yang dimiliki tiap anak dan cara mengembangkannya. Setiap anak cerdas dengan caranya masing-masing sama seperti kisah Ishaan ia lemah dalam kecerdasan linguistic khususnya membaca dan menulis.

Sayangnya kelemahan Ishaan ini dianggap sebagai keterbelakangan mental, bodoh, dan idiot dalam lingkungan pendidikan yang hanya mengapresiasi baca tulis hitung sebagai ukurannya. Padahal Ishaan memiliki kelebihan lebih banyak disbanding teman-temannya. Gejala dan penanganan anak yang mengalami disleksia

1. Kesulitan membaca dan menulis

Dalam menulis terdapat pola kesalahan yang konstan seperti dalam menulis huruf yang jika dicerminkan sama (P dan B) dalam huruf kecil, penulisan angka 7, huruf R, S yang terbalik. Ketika membaca buku seakan hurufnya teracak sehingga membuatnya seakan tidak bisa membaca

2. Kesulitan memperkirakan ukuran, jarak, dan kecepatan

Ihaan seringkali mengalami kesulitan dalam melempar dan menangkap bola, sering terperosok dijalan, dan sering terantuk (kejedot)

3. Kesulitan memahami perintah kompleks

Dalam kisahnya Ishaan kesulitan saat diberi perinah kompleks seperti buka halaman 9 paragraf 4 baris ke 5

4. Kemampuan gross motoric dan fine motoric yang rendah

Gross motoric merupakan gerakan seluruh anggota badan sedangkan fine motorik berkaitan dengan keterampilan yang menggunakan jari atau tangan

Diluar kesulitannya Ishaan memiliki beberapa kelebihan diantaranya:

1. Kecerdasan visual

Terlihat dalam cerita bahwa Ishaan memliki kemampuan menggambar dan melukis diatas rata-rata. Goresannya sangat tegas dan perpaduan warnanya yang unik. Dia juga memvisualisasikan apa yang dia pelajari melalui imajinasinya yang sangat kreatif

2. Kecerdasan natural

Terlihat bahwa Ishaan menyukai binatang dan memelihara beberapa ikan. Ia sering memperhatikan tingkah laku binatang dan takjub akannya

3. Kecerdasaan sosial

Ishaan lahir di keluarga menengah atas yang sejahtera, dan ia memiliki rasa empati pada sekitarnya seperti buruh kasar, anak asongan, gelandangan dan pedagang kaki lima

4. Kecerdasaan intrapersonal

Ishaan merupakan pribadi yang pemikir, dan memiliki perasaan yang sensitive. Seringkali ia memikirkan apa yang terjadi pada dirinya hingga semua orang mengecapnya buruk

5. Kecerdasaan eksistensial

Ishaan terlihat menginterpretasikan puisi yang dibacakan oleh salah satu temannya bagai seorang sastrawan tetapi gurunya menolak jawaban Ishaan. Kecerdasan ini menyangkut hal yang berada diluar pribadi seseorang

Nikumbh yang mantan anak dislaksia mengajari Ishaan membaca, menulis, menghitung, dengan cara yang kreatif. Melalui pinu kecerdasan yang sudah dimiliki Ishaan yaitu visual dan natural seperti:

1. Menulis huruf dipasir

Menulis dengan jari dikulit tangan, menulis dengan mewarnai, menulis sambil membuat kerajinan tangan

2. Memanfaatkan audio book

Bersamaan dengan textbook Ishaan mendengarkan rekaman di kaset sembari menuruti tulisan yang ada dibuku bacaannya. Ishaan juga menuliskan huruf yang disebukan Ishaan dengan mata terpejam

3. Diktat

Setelah Ishaan mengenal huruf dan angka, gurunya mendikte Ishaan beberapa kata kemusian lamba laun beberapa kalimat

4. Mengajari berhitung dengan naik turun tangga

Dengan gerakan kinestetik guru menuliskan angka di anak tangga, kemudian mengajari Ishaan penambahan dan pengurangan dengan naik turun tangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun