Disleksia masih dianggap sebagai istilah asing bagi kebanyakan orang dan pandangan orang terhadap orang disleksia seringkali negatif tanpa mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada penderitanya. Ketika anak mengalami kesulitan dalam belajar terutama dalam hal membaca dan menulis sering dianggap sebagai sebuah kesalahan dan mengasumsikan bahwa si anak berperilaku malas dalam belajar.
Hal ini dialami oleh tokoh Ishaan dalam film Taree Zameen Par kedua orang tuanya terburu-buru menjastifikasi anaknya sebagai anak yang tidak pandai, suka membuat keributan, dan menyusahkan orang lain.
Mereka tidak memahami kesulitan yang dialami Ishaan, hal ini mengakibatkan orang tuanya tidak mengetahui bahwa Ishaan mengalami gangguan belajar (disleksia). Mereka juga terlalu kesal dengan perilaku Ishaan sehingga mengabaikan perasaannya dan memindahkan Ishaan ke sekolah asrama.
Kedatangan Nikumbh ke rumah Ishaan untuk mencari inforasi tentang muridnya itu kurang direspon dengan baik. Nikumbh mengawali pembicaraan mengenai kondisi Ishaan yang sebenarnya secara langsung pada orang tuanya namun apa yang disampaikan oleh Nikumbh dianggap sebagai tindakan yang salah oleh ayah Ishaan.
Ayah Ishaan masih beranggapan bahwa sebaik-baiknya anak adalah yang mampu menguasai pelajaran eksakta sperti menghitung, membaca dan menulis.
Ia menuntut Ishaan menguasai semua hal tersebut dan mengabaikan hal penting yang ada pada diri Ishaan yaitu kemampuan luar biasanya dalam menggambar dan mengesampingkan kemampuan Ishaan yang sudah terlihat tersebut.
"Pada akhirnya kata kunci yang paling tepat dalam tiap sisi kehidupan adalah memahami"
Selama ini Nikumbh selalu berusaha ntuk mendampingi Ihsaan dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya meski ia tahu untuk mengembangkan potensi anak disleksia bukanlah perkara yang sederhana, namun semangatnya tak pernah surut.
Sampai suatu hari asramanya mengadakan perlombaan menggambar antar siswa dan Ishaan pun turut serta dalam perlombaan tersebut.
Siapa sangka Ishaan akan memenangkan pelombaan tersebut kenyataannya goresan karyanya begitu indah dan imajinatif. Orang tuanya pun menyambut Ishaan dengan pelukan hagat dan mulai memahami baha dibalik disleksia yang dialami Ishaan ternyata ia memiliki potensi yang luar biasa.
Dari cerita tersebut kita belajar untuk memahami kecerdasan yang dimiliki tiap anak dan cara mengembangkannya. Setiap anak cerdas dengan caranya masing-masing sama seperti kisah Ishaan ia lemah dalam kecerdasan linguistic khususnya membaca dan menulis.