Padahal sebenarnya ketika mengetahui ada yang salah pada politik, maka saat itulah harus berusaha mencari kebenaran dan solusi untuk menuntaskan keburukan serta mencabut akar permasalahan tersebut... Tentu tidak mudah, tapi semuanya bisa apabila mau berkontribusi dan bekerja sama mengembalikan citra politik yang baik.
Di media sosial, perang politik semakin menjadi trending topik dan hampir keseluruhan sosial media berisi berbagai berita tentang politik, dimana berita hoax dan provokasi pun tersebar dengan sangat cepat.Â
Lalu disuguhi juga dengan perang fitnah antar kubu pemerintah dan oposisi, isu-isu yang belum pasti saja digoreng habis-habisan untuk mempengaruhi masyarakat agar berpihak ke kubu A dan membenci kubu B. Yang akhirnya menimbulkan permusuhan yang membuat suasana politik semakin panas dan gentar untuk di komentari oleh berbagai pihak yang mengamati.
Masih bersyukur alhamdulillah karena ada beberapa pihak yang merupakan pendukung pemerintah maupun oposisi yang masih waras akal dan perasaan dalam menghadapi hiruk pikuk politik saat ini, walau orang-orang ini sangat sedikit dibandingkan dengan orang-orang yang sumbu pendek.
Capres cawapres dengan tim suksesnya dan calon-calon legislatif lainnya harusnya tidak selalu mencari kelemahan dan keburukan kubu lawan. Akan lebih baik apabila memperkenalkan program mereka dan memberikan kontribusi yang nyata dalam masyarakat. Untuk meyakinkan masyarakat bukan hanya dari janji-janji saja, tapi juga memberikan bukti dan memperjuangkan apa yang diinginkan rakyat.Â
Bukan rakyat yang harus berpihak pada pemerintah atau calon pemimpin, tetapi pemerintah dan calon pemimpin yang harusnya berpihak pada rakyat serta peduli pada nasib rakyat. Dengan begini, maka citra politik pun akan jadi lebih baik dan tidak terus kisruh dengan pertentangan yang terus membuat perpecahan di masyarakat.
Kemudian sistem pendidikan di sekolah-sekolah yang membatasi siswa untuk menyampaikan bahasan tentang politik juga membuat siswa menjadi apatis pada politik. Terutama siswa Sma yang dimana mereka adalah kaum muda yang sangat strategis untuk diarahkan dalam politik. Apalagi jika mereka memang sudah tertarik pada politik sebab mereka juga adalah "Pemilih Muda/Pemula" untuk berpartisipasi dalam politik dengan menggunakan hak suara mereka dalam pemilu. Faktanya pun kaum muda lebih mendominasi seluruh peserta pemilu ketimbang kaum tua.
Ada sebuah pendapat dari seorang Pelajar, Pemikir, Penulis, dan juga Pemuda aktif yang bernama "Rey Abrar" mengatakan dalam sebuah Diskusi Lingkar Khatulistiwa Jilid III Â bahwa...
"Kami pelajar dibatasi untuk membahas soal politik. Padahal kami adalah kaum muda yang akan menjadi penerus estafet kepemimpian bangsa dalam ranah politik. Lalu politik pun keji karena menyebabkan perpecahan sebab masing-masing kubu selalu mencari kelemahan dari kubu lawan dan menyebabkan banyak berarti hoax dan provokasi tersebar oleh orang-orang bawahan yang tak bertanggung jawab.
Di masa sekarang pun gencar persoalan politik hingga mampu menenggelamkan persoalan lain seperti bencana alam yang terjadi, bahkan bencana ini pun dimanfaatkan untuk menaikan pamor politik oleh pihak-pihak tertentu. Untuk itulah politik dalam pandangan beberapa orang begitu buruk. Maka perlu adanya peran generasi muda untuk ikut berpartisipasi dalam politik terutama dengan menulis dan membaca untuk memperkaya diri dengan ilmu lalu menyampaikan lewat tulisan".
Ayolah Pemuda Jangan Apatis dan Benci Politik!
"Membaca adalah Jembatan Ilmu".
Kaum muda harus banyak membaca berita agar tidak ketinggalan informasi. Membaca buku ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan.Â