Mohon tunggu...
Ade Panca Meisa
Ade Panca Meisa Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Teknologi Laboratorium Medis

3242046_Teknologi Laboratorium Medis - Stikes Nasional Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tumbuh Kembang Baik, STOP Stunting Sekarang !

30 Januari 2025   11:13 Diperbarui: 30 Januari 2025   12:01 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak - Anak Stunting (Sumber : https://news.republika.co.id/)

Stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Karena mengalami kekurangan gizi menahun, bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya. Tapi ingat, stunting itu pasti bertubuh pendek, sementara yang bertubuh pendek belum tentu stunting. 

Di Indonesia hampir 9 juta anak atau lebih dari sepertiga bawah lima tahun (balita) di Indonesia mengalami stunting dan semakin ke wilayah timur Indonesia, semakin banyak penderita stunting.
Penyebab Stunting  :

1. Gizi Buruk
Kurangnya asupan nutrisi penting seperti protein, zat besi, dan vitamin dapat menyebabkan stunting.
2. Penyakit
Penyakit infeksi seperti diare, infeksi saluran pernapasan, dan cacingan dapat mengganggu penyerapan nutrisi.
3. Faktor Lingkungan
Lingkungan yang tidak bersih dan akses air minum yang terbatas dapat meningkatkan risiko stunting.
4. Perilaku
Praktik pengasuhan yang tidak tepat seperti pemberian ASI eksklusif yang kurang, pemberian makanan pendamping ASI yang terlambat, dan kurangnya sanitasi.

Fakta-Fakta tentang Stunting :

1. Definisi dan Kriteria Stunting
Stunting didefinisikan sebagai tinggi badan anak yang lebih pendek dari tinggi badan normal seharusnya pada usia tersebut. Kriteria stunting adalah tinggi badan yang lebih rendah dari standar PTT (Persentil Tinggi Badan) kurang dari 2 standar deviasi di bawah rata-rata populasi.

2. Prevalensi Stunting Global
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2020, terdapat sekitar 149 juta anak di bawah usia lima tahun di seluruh dunia mengalami stunting. Hal ini menunjukkan bahwa stunting masih menjadi masalah serius di berbagai negara.

3. Prevalensi Stunting di Indonesia
Di Indonesia, prevalensi stunting juga sangat tinggi. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, sekitar 30,8% anak di bawah usia lima tahun mengalami stunting. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan prevalensi stunting tertinggi di dunia.


Dampak Stunting :
1. Fisik
Perkembangan fisik terhambat, tinggi badan tidak sesuai dengan usia, gangguan pertumbuhan, dan mudah terserang penyakit.
2. Kognitif
Perkembangan otak terhambat, kemampuan belajar rendah, konsentrasi berkurang, dan kesulitan berpikir.
3. Sosial
Sulit bersosialisasi, kurang percaya diri, dan mudah tersinggung.

Untuk penanggulangan stunting Kementerian Kesehatan melakukan intervensi spesifik melalui 2 cara utama yakni intervensi gizi pada ibu sebelum dan saat hamil, serta intervensi pada anak usia 6 bulan sampai 2 tahun. Adapun langkah - langkahnya adalah sebagai berikut : 

1. Peningkatan Kesadaran Masyarakat

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi dan nutrisi yang seimbang adalah langkah awal dalam penanggulangan stunting. Edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif, pendidikan gizi, dan pola makan sehat sangat diperlukan.

2. Peningkatan Akses Terhadap Makanan Bergizi
Memastikan akses masyarakat terhadap makanan bergizi yang cukup adalah langkah penting dalam penanggulangan stunting. Program pemberian makanan tambahan, seperti biskuit bergizi atau suplemen gizi, dapat diberikan kepada kelompok rentan seperti balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

3. Perbaikan Sanitasi
Sanitasi yang buruk menjadi salah satu faktor risiko stunting. Oleh karena itu, perbaikan sanitasi seperti penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak sangat penting dalam penanggulangan stunting.

4. Peran Aktif Pemerintah
Pemerintah memiliki peran penting dalam penanggulangan stunting melalui kebijakan yang mendukung program-program gizi, pendidikan kesehatan, dan perbaikan infrastruktur sanitasi.

5. Kerjasama Antar Sektor
Penanggulangan stunting memerlukan kerjasama antar sektor, seperti kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Kerjasama ini dapat memperkuat penanggulangan stunting secara holistik dan terintegrasi.

Cegah Stunting (Sumber : https://dinkes.salatiga.go.id/cegah-stunting-di-abcde)
Cegah Stunting (Sumber : https://dinkes.salatiga.go.id/cegah-stunting-di-abcde)

Selain tetap mengoptimalkan pelayanan melalui kader posyandu, BKKBN juga melakukan penanganan dari hulu ke hilir. Dimulai dari sebelum anak lahir, yakni saat para ibu atau pasangan usia subur merencanakan akan menikah, mereka harus dicek kesehatannya. Banyak perempuan Indonesia yang hamil dalam kondisi yang sebenarnya belum siap sehingga kemungkinan anaknya bisa stunting.

Kesimpulan
Stunting merupakan masalah serius yang mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan anak di bawah usia lima tahun. Untuk mengatasi stunting, diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan akses terhadap makanan bergizi, perbaikan sanitasi, peran aktif pemerintah, dan kerjasama antar sektor. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan prevalensi stunting dapat ditekan dan anak-anak Indonesia dapat tumbuh dengan sehat dan optimal. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun