2. Peningkatan Akses Terhadap Makanan Bergizi
Memastikan akses masyarakat terhadap makanan bergizi yang cukup adalah langkah penting dalam penanggulangan stunting. Program pemberian makanan tambahan, seperti biskuit bergizi atau suplemen gizi, dapat diberikan kepada kelompok rentan seperti balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
3. Perbaikan Sanitasi
Sanitasi yang buruk menjadi salah satu faktor risiko stunting. Oleh karena itu, perbaikan sanitasi seperti penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak sangat penting dalam penanggulangan stunting.
4. Peran Aktif Pemerintah
Pemerintah memiliki peran penting dalam penanggulangan stunting melalui kebijakan yang mendukung program-program gizi, pendidikan kesehatan, dan perbaikan infrastruktur sanitasi.
5. Kerjasama Antar Sektor
Penanggulangan stunting memerlukan kerjasama antar sektor, seperti kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Kerjasama ini dapat memperkuat penanggulangan stunting secara holistik dan terintegrasi.
Selain tetap mengoptimalkan pelayanan melalui kader posyandu, BKKBN juga melakukan penanganan dari hulu ke hilir. Dimulai dari sebelum anak lahir, yakni saat para ibu atau pasangan usia subur merencanakan akan menikah, mereka harus dicek kesehatannya. Banyak perempuan Indonesia yang hamil dalam kondisi yang sebenarnya belum siap sehingga kemungkinan anaknya bisa stunting.
Kesimpulan
Stunting merupakan masalah serius yang mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan anak di bawah usia lima tahun. Untuk mengatasi stunting, diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan akses terhadap makanan bergizi, perbaikan sanitasi, peran aktif pemerintah, dan kerjasama antar sektor. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan prevalensi stunting dapat ditekan dan anak-anak Indonesia dapat tumbuh dengan sehat dan optimal.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI