Copycat suicide merupakan fenomena peniruan bunuh diri setelah mendengar atau melihat berita bunuh diri orang lain, fenomena ini dapat ditularkan lewat media. Perilaku bunuh diri merupakan tindakan seseorang dengan cara membunuh dirinya sendiri akibat putus asa atas keadaan, mengalami penyakit atau gangguan mental, tekanan batin dan pikiran maupun depresi.
Secara tidak langsung, media dapat mengakibatkan seseorang terkena copycat suicide melalui pembentukan ide dan kesan bahwa korban yang melakukan bunuh diri telah menyelesaikan masalahnya dan mendapat perhatian dan empati dari masyarakat, dengan kata lain orang yang terkena copycat suicide menganggap bunuh diri dapat menjadi solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi sehingga mereka ingin ikut serta melakukannya.
Usia remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang dapat dikatakan mereka sangat butuh bimbingan dan perhatian khusus dalam proses pencarian jati diri untuk memahami diri sendiri dan memahami arti kehidupan. Pada masa remaja, seseorang mengalami perubahan bukan hanya dari segi fisik tapi juga dari segi emosi atau psikis.
Lingkungan sangat mempengaruhi kesehatan psikologis remaja, oleh karena itu diharapkan orang tua dapat membimbing anak dengan baik agar kesehatan mentalnya tetap terjaga dan diharapkan selalu memperhatikan penggunaan media sosial agar tidak terkontaminasi hal-hal negatif yang di sebarluaskan oleh media, contohnya pemberitaan bunuh diri yang dapat menimbulkan copycat suicide.
Akhir akhir ini terdapat kasus bunuh diri beruntun yaitu mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus). Kasus ini menyebar luas ke berbagai media sosial terutama Tiktok. Tiktok merupakan salah satu media sosial yang banyak digunakan diberbagai kalangan usia terutama remaja. Belakangan ini, pengguna Tiktok beramai-ramai sedang membicarakan kasus bunuh diri beruntun dari mahasiswi Unnes dan Udinus tersebut. Video tentang kasus ini mendapat banyak sekali tanggapan dan tayangan, bahkan banyak juga yang ikut berspekulasi lebih lanjut tentang motif dan alasan bunuh diri dari kedua mahasiswi ini. Mereka membahas tentang isi surat wasiat bahkan mencari tahu kepastiannya lewat akun Tiktok korban.
Kasus bunuh diri mahasiwi Universitas Negeri Semarang (Unnes), Nadaa Jiilaana Waffiananda (20) yang mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari lantai 4 Mall Paragon Semarang pada Selasa (10/10/2023) menjadi viral dan mendapat banyak tanggapan dari pengguna media sosia Tiktok. Namun, terdapat beberapa komentar yang dituliskan pengguna Tiktok cukup memprihatinkan, yang dimana isi komentar bukan hanya tentang berduka cita dan mendoakan korban tetapi komentar tersebut bertuliskan bahwa mereka berencana ingin ikut melakukan hal yang sama dengan korban. Komentar-komentar tersebut menjadi bahan pembicaraan baru masyarakat khususnya pengguna media sosial. Mari simak komentarnya.
Dalam komentar-komentar tersebut membuktikan bahwa banyak yang mengalami copycate suicide akibat berita bunuh diri beruntun ini, dilihat dari akun penggunanya sebagian besar adalah remaja. Mereka mengatakan “Nada kenapa gak ajak aku?” dan “aku pengen ikut Nada” yang dapat di artikan bahwa mereka ingin ikut serta melakukan hal yang sama dengan korban yaitu melakukan bunuh diri atau meninggal dunia karena sudah lelah dengan masalah yang dialami. Hal ini sangat dikhawatirkan karena semakin maraknya pemberitaan lewat media tentang bunuh diri, semakin banyak orang yang dapat terkena copycat suicide. Puluhan komentar tersebut menjadikan konteks baru bagi pengguna Tiktok yang lain. Terdapat beberapa komentar yang bertujuan membantu dan menyadarkan mereka agar tidak ikut serta melakukannya. Contoh komentarnya seperti berikut.
Isi komentar seperti ini diharapkan dapat membantu meminimalisir fenomena copycat suicide. Namun, mereka yang sudah bertekad melakukannya harus dipastikan mendapat perhatian khusus dari orang terdekat dan pihak khusus terkait kesehatan mental agar mereka tidak ikut serta melakukan aksi bunuh diri.
Selanjutnya kasus bunuh diri mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Elsa Noviana Kadyapratana (24) yang ditemukan tewas di dalam kamar kos pada Rabu (11/10/2023) yang juga mendapat perhatian khalayak. Berita ini tersebar luas di berbagai media sosial terutama Tiktok. Pada video-video Tiktok yang beredar terdapat bukti berupa foto surat terakhir atau surat wasiat yang ditinggalkan korban. Isi surat yang ditujukan untuk keluarga berisikan pesan bahwa begitu banyak masalah yang korban alami sehingga tak sanggup menghadapinya serta surat yang ditujukan untuk sang pacar berisikan pesan yang berkaitan dengan masalah keuangan yaitu pinjaman online dan masalah uang di tempat kerja.
Hal ini harus diwaspdai karena berita bunuh diri beruntun dapat mengakibatkan banyak remaja mengalami copycat suicide. Pada kasus ini, hal yang di takutkan yaitu ketika remaja memiliki masalah yang sama dan terlilit masalah keuangan akan berpikir untuk mengakhiri hidupnya seperti korban.
Dari kedua kasus bunuh diri tersebut dapat disimpulkan ketika seseorang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya alasan terbesarnya karena mereka sudah lelah dengan masalah yang dihadapi dan ingin lari dari kenyataan yang menyakitkan. Faktor inti terjadinya pun masih abu-abu karena yang merasakannya hanyalah korban sendiri. Dalam kedua kasus ini terdapat faktor penyebab yang dapat dikaitkan yaitu faktor keuangan, keluarga, percintaan dan lain sebagainya. Faktor tersebut memang sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang, sehingga ketika ada masalah dari salah satu faktor ini, terkadang seseorang menjadi sulit berpikir jernih.
Pada intinya, media sangat dapat mempengaruhi pikiran seseorang meniru perilaku bunuh diri karena media mengekspos secara detail bagaimana prosesnya, latar belakang masalah yang dialami korban, dan tanggapan publik terkait kasus bunuh diri yang dimana banyak orang yang merasa kehilangan dan berempati. Hal tersebut dapat membangkitkan keinginan seseorang untuk meniru perilaku tersebut terutama orang yang sedang terpuruk, putus asa, atau dilanda masalah yang sangat berat. Jadi, bijaklah dalam memanfaatkan media yang ada, jika tidak nyaman melihat berita tentang bunuh diri seseorang maka cobalah untuk menghindarinya, hal ini agar kalian tidak ikut terkena efek copycat suicide.
Kita, korban bunuh diri, bahkan orang yang berpikir ingin melakukannya pun sudah pasti mengetahui bahwa perilaku tersebut sangat disayangkan, terutama di dalam ajaran semua agama, hal tersebut sangat dilarang dan Tuhan tidak akan pernah membenarkan perilaku bunuh diri apapun alasannya. Namun, seseorang yang tengah mengalami gangguan mental dan depresi berat tidak dapat selalu berpikir jernih, yang mereka pikirkan hanya bagaimana masalah yang mereka alami berakhir. Masalah yang mereka hadapi begitu berat dan tidak kunjung ada jalan keluar yang mengakibatkan mereka ingin menyelesaikannya dengan mengakhiri hidup mereka sendiri. Tapi sangat disayangkan, bahwa bunuh diri merupakan hal yang tidak disukai Tuhan, faktanya bunuh diri bukan cara penyelesaian masalah yang benar.
Jika kalian atau orang disekitar kalian yang mendapat tanda-tanda terkena copycat suicide segeralah sadar dan tangani secepat mungkin sebelum semuanya terlambat. Kalian harus bertekad menghilangkan keinginan bunuh diri tersebut contohnya dengan meyakinkan diri sendiri, berdoa kepada Tuhan, meluapkan dan menceritakannya dengan jujur kepada keluarga, teman dekat, atau seseorang yang dapat dipercaya, dan segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Ketika seseorang memilih kalian sebagai tempat bercerita maka terimalah, orang tersebut mungkin benar-benar membutuhkan dan mempercayaimu. Sejatinya mereka hanya ingin ada yang mendengarkan tentang masalah yang mereka hadapi. Jangan pernah menyalahkan dan menyudutkan mereka yang sedang mengalami depresi, tuntunlah dengan lembut dan beri saran yang tidak menyakiti hatinya. Hal ini berpengaruh besar untuk keadaan mental seseorang.
Percayalah, semua orang di dunia ini pasti lelah dan memiliki masalah yang dihadapi masing-masing. Orang yang kalian anggap bahagia pun belum tentu pasti mereka benar-benar merasakannya. Jadi, jika kalian merasa sedang letih dengan kehidupan ini, cobalah yakini diri kalian bahwa dunia ini hanyalah sementara, meyakini bahwa diri sendiri kuat menghadapi nya dan selalu ingat bahwa Tuhan selalu menyayangi hamba-hambaNya. Keluarga dan orang terdekat pun pasti tidak ingin kehilangan sosok dirimu. Cobalah untuk terbuka dan berkomunikasi dengan orang lain tentang masalah yang dihadapi, cari alasan untuk tetap hidup walau hal kecil sekalipun, dan isi waktu luang sehingga tidak memikirkan hal-hal terkait bunuh diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H