akalku menutup telingaku tanpa ku sadari
"buat apa menjaga benih yang membawa kehancuran,
buat apa merawat benih yang membuahkan airmata"
hatiku mengelak,
"rasa ini terlalu indah!!!"
akalku meradang
"lihat dirimu!"
hati menatap dirinya
benih itu telah menyebarkan akar yang meretakkan sisi-sisi tubuh
"lihat?"
hati menangis, diam tak menjawab
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!