Mohon tunggu...
Adeltus Lolok
Adeltus Lolok Mohon Tunggu... PNS -

Pendiri http://howmoneyindonesia.com. Berkarya sebagai aparat dan pelayan masyarakat; pecinta alam, seni, dan keunikan manusia. Senang menulis.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ezubao, Investasi Bodong yang Sukses Menilep Lebih Rp100 triliun dalam 18 Bulan

4 Februari 2016   14:52 Diperbarui: 4 Februari 2016   16:45 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sumber Gambar: SBS.com.au"][/caption]Saya sering mendapat pertanyaan tentang bisnis online atau tawaran investasi yang silih berganti ngetop...apakah bagus atau tidak, apakah bakal scam dan sebagainya. Berulang kali saya sampaikan bahwa seringkali yang menjatuhkan banyak investor bodong bukanlah bisnis bodong melainkan keserakahan dan ketidakinginan untuk melihat resiko besar dibalik ranjau janji-janji manis yang ditebar berbagai pelaku bisnis investasi bodong.

Kami banyak membahasnya di Howmoneyindonesia.com, tetapi kali ini ada sesuatu yang menarik terjadi di China yaitu terungkapnya bisnis online bodong bermotif saling bantu alias pinjam-meminjam bernama EZUBAO. Mengapa menarik? Karena bisnis investasi bodong kembaran Ezubao sedang meraja di tanah air saat ini, dan investornya juga banyak. Hmm...

Kisahnya bermula tanggal 14 Januari lalu saat pihak kepolisian China menangkap setidaknya 21 orang yang terlibat dalam penipuan bisnis investasi online, Ezubao yang melibatkan setidaknya $7,6 milyar (lebih Rp103 triliun) milik 900.000 nasabahnya. Besarnya uang yang terlibat menjadikan kasus Ezubao ini sebagai bisnis bodong terbesar sepanjang sejarah China yang berhasil diungkap. Bagaimana Ezubao mengeruk dana sebesar itu dalam 18 bulan saja?

Ezubao didirikan oleh Ding Ning (34) pada bulan July 2014. Awalnya Ezubao mempromosikan diri sebagai bisnis saling membantu (pinjam-meminjam dana) secara online antar anggotanya. Ezubao mempromosikan bahwa para peminjam akan mengembalikan pijaman dengan bunga 9% -14,6%. Bunga tersebut tentu saja jauh di atas bunga tabungan yang diberikan oleh bank-bank China.

Masyarakat pun berbondong-bondong menginvestasikan dananya untuk mendapatkan pengembalian yang tinggi di Ezubao. Belakangan terungkap bahwa 95% dari para peminjam yang ada dalam sistem tersebut sebetulnya fiktif dan hanya rekaan Ezubao semata. Semua proses pinjam-meminjam, bantu-membantu tersebut diatur sepenuhnya dibalik layar oleh Ezubao. Dengan demikian dana yang disetor nasabah sebetulnya sebagian besar disetor ke Ezubao, bukan antar anggota seperti yang dipromosikan Ezubao. Biar lebih menarik, Ezubao juga mengaku memiliki proyek-proyek bisnis yang belakangan terbukti bodong semua.

Pemerintah China yang berhasil mengungkap fakta tersebut menyimpulkan bahwa Ezubao sendiri merupakan skema ponzi (ponzi scheme) alias money game yang berbisnis dengan modus saling memberi pinjaman antar anggotanya. Pihak kepolisian bergerak cepat menyegel dan menyita semua aset Ezubao, termasuk perusahaan yang berkaitan dengan Ezubao. Kantor dan website Ezubao kini tidak bisa diakses lagi.

Pada hari Minggu (31/01), CCTV menyiarkan penggeledahan polisi di kediaman Ding Ning dimana polisi menyita sejumlah kantong berisi 1.200 buku rekening yang disimpan dalam bunker khusus sekitar 6 meter dibawah tanah. Diduga. Din Ming menggunakan rekening tersebut untuk mengatur transaksi bantu-membantu di Ezubao.

Dalam pengakuannya kepada media Xinhua, Ding Ning menyatakan bahwa mereka menciptakan berbagai bisnis dan proyek fiktif untuk menarik investor. Polisi pun menyelidiki setidaknya 207 perusahaan yang tercatat sebagai bagian dari operasi Ezubao, dan ternyata hanya satu perusahaan yang memiliki transaksi bisnis dengan Ezubao. Perusahaan lainnya tidak memiliki hubungan dengan investasi bodong tersebut.

“Mereka mencuri data perusahaan saya, dan membuat proyek palsu,” kata seorang pengusaha di Anhui. Ia mengaku tidak tahu bahwa bisnisnya muncul di platform Ezubao. Ia baru sadar ketika polisi membekukan rekeningnya.

Ding Ning, sendiri cukup menarik untuk dikenal. Pendidikannya tidaklah tinggi. Ia drop out dari sekolah pada usia 17 tahun. Satu-satunya pengalaman bisnisnya adalah menjadi tenaga penjual di toko milik ibunya. Meski tidak memiliki pengetahuan keuangan ataupun pelatihan teknis yang memadai, Ding Ning meluncurkan bisnis online Ezubao bahkan membuka beberapa kantor cabangnya di China dibawah payung Yucheng Group.

Untuk menarik perhatian, Ezubao beriklan besar-besaran termasuk disiarkan oleh CCTV, sebuah media ternama pemerintah China. Ezubao pun makin berkibar dan dalam waktu singkat menarik banyak dana investor. Website pemerintah China, gov.cn tidak ketinggalan menampilkan wawancara eksklusif dengan Ding Ning yang waktu itu dicitrakan sebagai pengusaha muda nan sukses. Namun belakangan, wawancara ini dihapus dari website tersebut.

Xihnua juga mengulas gaya hidup Ding yang sangat mewah seperti pembelian villa mewah seharga $20 juta di Singapura dan cincin berlian pink seharga $1,8 juta bagi rekan bisnisnya, Zhang Min. Zhang Min sendiri menjabat sebagai presiden Yucheng Global, juga ditangkap setelah mengakui bahwa operasi yang mereka lakukan hanyalah money game semata, bukan bisnis investasi yang nyata.

Menyusul penutupan Ezubao, sejumlah besar investor muncul dan melakukan protes terbuka di berbagai kota kepada pemerintah China karena tidak bisa menarik dana mereka dari Ezubao. Mereka mengantri di luar kantor pemerintah dan menuntut uang mereka kembali. The Assosiated Press melaporkan bahwa seorang investor dari China Utara yang kehilangan uangnya sebesar $80.000 (lebih Rp1 milyar) memposting pernyataan online untuk melancarkan petisi kepada pemerintah. Namun, polisi China segera menyita handphone dan komputernya. Nasib dana investasinya pun makin runyam.

Para pengamat melihat bahwa mega kasus Ezubao ini sebetulnya hanyalah sekeping dari maraknya bisnis keuangan bodong yang marak di China. Pemerintah China diingatkan untuk mewaspadai dampak dari bisnis yang tak juga mampu diregulasi dengan baik sampai kini. Di tahun 2015 saja, sekitar Rp448 triliun uang masyarakat China raib tertelan aneka investasi bodong yang marak seantero negeri tirai bambu.

Fu Weigang, peneliti pada Shanghai Institute for Finance and Law berpendapat bahwa kesulitan untuk mendapatkan pinjaman dari sistim perbankan China yang didomninasi pemerintah, membuat masyarakat berpaling pada bisnis pinjaman tak resmi. Hal ini memicu munculnya beragam modus skema ponzi, mulai dari skala rumahan hingga investasi bodong berskala besar. Ezubao memanfaatkan celah ini dan dengan bantuan internet, investasi bodong ini meluas tak terkira di seantero China.

Fenomena yang sama juga sebenarnya mengancam rakyat Indonesia. Beragam modus bisnis dan investasi bodong silih berganti merampok uang masyarakat hingga kini. Namun regulasi tak kunjung kuat untuk memagari rakyat Indonesia dari tipu-tipu money game semacam ini. Pemerintah baru terdengar sesekali menutup investasi bodong bila sudah jatuh korban.

Tahukah Anda bisnis bodong kembaran Ezubao yang lagi ngetop di Indonesia saat ini?

Be smart with your money at: Howmoneyindonesia.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun