Dalam menjaga kesejahteraan anak dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk memperbaiki kesalahan tanpa harus terjerat dalam proses peradilan yang panjang, sistem peradilan anak sering kali menerapkan suatu pendekatan yang disebut diversi. Diversi merupakan suatu strategi alternatif dalam penyelesaian perkara anak yang bertujuan untuk mengalihkan anak dari proses peradilan formal ke jalur informal.
Apa itu Diversi?
Diversi adalah upaya untuk menyelesaikan suatu perkara anak di luar proses peradilan formal, seperti pengadilan anak. Pendekatan ini berfokus pada pemulihan dan pembinaan anak, bukan hanya mengenakan sanksi atau hukuman. Tujuan utamanya adalah memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanggung jawab atas tindakannya, memperbaiki kesalahan, dan kembali ke masyarakat dengan membawa perubahan positif.
Prinsip Diversi
1. Kepentingan Terbaik Anak:Â
Prinsip utama dalam diversi adalah memprioritaskan kepentingan terbaik anak. Setiap keputusan dan tindakan haruslah mengutamakan kesejahteraan dan perlindungan anak.
2. Responsif Terhadap Anak:Â
Pendekatan diversi harus responsif terhadap kebutuhan, perkembangan, dan karakteristik individu anak. Setiap anak memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda, sehingga penanganan kasus harus disesuaikan secara individual.
3. Keterlibatan Komunitas:Â
Dalam diversi, keterlibatan komunitas sangat penting. Komunitas dapat memberikan dukungan, sumber daya, dan lingkungan yang positif bagi pemulihan anak.
4. Kerjasama Antar-lembaga:Â
Kerjasama antar-lembaga, seperti lembaga sosial, pendidikan, kesehatan, dan hukum, merupakan kunci keberhasilan diversi. Kolaborasi ini memastikan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi dalam menangani perkara anak.
Proses Diversi
1. Identifikasi Kasus:Â
Tahap pertama dalam diversi adalah identifikasi kasus yang layak untuk diverdivkan. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti keparahan tindakan, usia anak, rekam jejak sebelumnya, dan kesediaan anak untuk memperbaiki kesalahan.
2. Intervensi:Â
Setelah kasus diidentifikasi, dilakukanlah suatu intervensi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak dan mencegah terulangnya perilaku negatif. Intervensi ini bisa berupa konseling, pendampingan, pelatihan keterampilan, atau program rehabilitasi lainnya.
3. Evaluasi dan Tindak Lanjut:Â
Setelah intervensi dilaksanakan, dilakukan evaluasi untuk melihat kemajuan anak dan efektivitas program. Jika diperlukan, dapat dilakukan tindak lanjut atau penyesuaian program agar sesuai dengan perkembangan anak.
4. Penutupan Kasus:Â
Jika anak berhasil menyelesaikan program diversi dengan baik, kasusnya dapat ditutup tanpa melalui proses peradilan formal. Namun, jika anak mengulangi tindakan yang melanggar hukum, maka kasusnya dapat dirujuk kembali ke pengadilan anak.
Manfaat Diversi
- Pemulihan Anak:Â
Diversi memberikan kesempatan kepada anak untuk memperbaiki kesalahan mereka tanpa harus menghadapi konsekuensi hukum yang berat, sehingga membantu dalam proses pemulihan dan reintegrasi sosial.
- Pencegahan Penyalahgunaan Sistem Peradilan:Â
Dengan menerapkan diversi, sistem peradilan anak dapat mencegah penyalahgunaan sistem oleh mengurangi jumlah anak yang masuk ke dalam proses peradilan formal.
- Peningkatan Kesejahteraan Anak:Â
Melalui pendekatan yang berorientasi pada pemulihan dan pembinaan, diversi dapat meningkatkan kesejahteraan anak serta mengurangi kemungkinan mereka terlibat kembali dalam perilaku yang merugikan.
Dalam sistem peradilan anak, diversi bukan hanya merupakan suatu alternatif penyelesaian perkara, tetapi juga merupakan wujud dari pendekatan yang berbasis hak asasi manusia dan kepentingan terbaik anak. Dengan mengenal dan memahami proses diversi, masyarakat dapat turut berperan aktif dalam melindungi dan membantu anak-anak untuk tumbuh dan berkembang secara positif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI