Kerjasama antar-lembaga, seperti lembaga sosial, pendidikan, kesehatan, dan hukum, merupakan kunci keberhasilan diversi. Kolaborasi ini memastikan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi dalam menangani perkara anak.
Proses Diversi
1. Identifikasi Kasus:Â
Tahap pertama dalam diversi adalah identifikasi kasus yang layak untuk diverdivkan. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti keparahan tindakan, usia anak, rekam jejak sebelumnya, dan kesediaan anak untuk memperbaiki kesalahan.
2. Intervensi:Â
Setelah kasus diidentifikasi, dilakukanlah suatu intervensi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak dan mencegah terulangnya perilaku negatif. Intervensi ini bisa berupa konseling, pendampingan, pelatihan keterampilan, atau program rehabilitasi lainnya.
3. Evaluasi dan Tindak Lanjut:Â
Setelah intervensi dilaksanakan, dilakukan evaluasi untuk melihat kemajuan anak dan efektivitas program. Jika diperlukan, dapat dilakukan tindak lanjut atau penyesuaian program agar sesuai dengan perkembangan anak.
4. Penutupan Kasus:Â
Jika anak berhasil menyelesaikan program diversi dengan baik, kasusnya dapat ditutup tanpa melalui proses peradilan formal. Namun, jika anak mengulangi tindakan yang melanggar hukum, maka kasusnya dapat dirujuk kembali ke pengadilan anak.
Manfaat Diversi