Pengaruh Media Sosial dalam Perilaku Sosial Remaja

Nama: Adellya Putri

NIM: 1405623033

Program Studi: Pendidikan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Jakarta

Pengaruh Media Sosial dalam Perilaku Sosial Remaja

Saat ini media sosial adalah salah satu sarana yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia. Media sosial adalah sarana komunikasi guna menyebarkan infromasi dalam berbagai bentuk melalui internet. Media sosial mengajak siapapun yang berminat untuk ikut serta dengan memberikan kritik dan masukan, memberikan komentar, serta berbagi informasi secara cepat  dan tanpa batasan. Dilihat dari segi umur, penggunaan media sosial didominasi oleh remaja. Dilihat dari remaja adalah individu yang lahir seiring dengan maraknya perkembangan teknologi membuat para remaja semakin canggih dalam penggunaan media sosial.

Para remaja menggunakan media sosial untuk mencari teman di luar lingkungan nya, menyampaikan isi hatinya, berbagi kisah mengenai kesehariannya, serta mengabadikan momen bersama teman nya. Dengan kebiasaan para remaja yang menghabiskan waktu di media sosial membuatnya terkadang melupakan kehidupan ataupun intekasi sosial di dunia nyata nya.

Dengan penggunaan media sosial yang tidak selalu memiliki dampak positif. Media sosial dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial di kalangan remaja. Salah satunya adalah media sosial yang membebaskan setiap individu untuk melakukan tindakan apapun seperti memalsukan identitas diri. Dengan memalsukan identitas diri membuat remaja kehilangan identitasnya, padahal seorang remaja sangat membutuhkan identitas dirinya, seperti siapa sebenarnya dia, bagaimana cara menerima diri sendiri dan lain sebagainya.

Media sosial tak hanya menyebabkan remaja menjadi kehilangan identitasnya. Media sosial juga memiliki dampak yang sangat besar pada cara remaja dalam hal berinteraksi, berkomunikasi. Berikut adalah beberapa pergeseran budaya yang dapat terjadi di kalangan remaja sebagai akibat dari penggunaan media sosial:

1. Perubahan dalam Pola Komunikasi

Media sosial telah mengubah cara remaja berinteraksi. Mereka lebih sering menggunakan interaksi melalui jejaring sosial daripada interaksi atau komunikasi langsung. Dngan perilaku seperti itu mempengaruhi kemampuan remaja dalam berinteraksi secara langsung dan membangun keterampilan pendengar baik dan pembicara persuasive.

2. Pengaruh Gaya Hidup

Remaja yang menggunakan media sosial terpengaruh oleh konten yang mereka lihat di media sosial. Dengan dorongan dari tren pada konten media sosial membuat mereka tidak percaya diri dan memaksakan diri untuk berubah seperti yang ada pada konten tersebut.

3. Konsep Kebutuhan Sosial

Media sosial menjadi wadah bagi remaja untuk membangun dan menjaga hubungan sosial mereka. Sayangnya mayoritas remaja berorientasi pada media sosial yang menyebabkan mengarah pada perasaan menyendiri atau kecemasan sosial jika mereka merasa tidak mampu mewujdukan ekspektasi kehidupan yang sempurna seperti yang diinginkan oleh orang lain.

4. Pengaruh Budaya Populer dan Opini Publik:

Media sosial dapat menyebabkan remaja turut ikut serta dalam diskusi mengenai berbagai isu budaya dan politik. Dengan sikap remaja yang ikut berpatisipasi pada isu budaya dan politik membuat mereka mudah untuk dipengaruhi oleh opini orang lain yang belum tentu benar sehingga mengakibatkan diri remaja tersebut menjadi memiliki sikap atau keyakinan sesuai dengan opini orang tersebut,

5. Gaya Hidup

Media sosial membuat remaja lebih sering menghabiskan waktunya di dunia internet daripada menghabiskan waktu di lingkungan kehidupan aslinya atau turut serta dalam aktivitas fisik sepeti berolahraga. Hal tersebut dapat berdampak pada kesehatan fisik remaja tersebut karena remaja tersebut menjadi jarang berolahraga.

6. Gangguan Mental:

Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan ketergantungan dan berkaitan dengan gangguan mental. Karna media sosial adalah sarana yang membebaskan setiap individu untuk menyampaikan komentar tentang apapun sehingga terkadang komentar tersebut membuat sakit hati atau kecemasan sehingga menyebabkan traumatik atau gangguan mental lainnya.

Remaja mengalami kecanduan media sosial karena sikap individualitas mereka, yang dapat menekan komunikasi yang terjadi secara langsung di kehidupan sehari-hari. Akibatnya, remaja cenderung mengabaikan interaksi dan komunikasi langsung dengan teman dan keluarga mereka dibandingkan dengan teman-teman mereka yang menggunakan media sosial.

           

            Selain dampak tersebut, penggunaan media sosial juga memiliki dampak postifi dalam perilaku sosial remaja. Remaja dianggap memiliki tingkat kepercayaan diri dan lebih ekspresif dalam berkomunikasi di media sosial. Media sosial juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk membranding diri dan membangun pandangan citra positif di mata individu lain. Media Sosial juga dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan kesadaran sosial melalui penyebaran informasi mengenai isu politik, lingkungan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui aksi sosial yang disebarkan di media sosial.