Kilas Balik Eksekusi Terpidana MatiÂ
Pada 2017 silam, dilakukan eksekusi terpidana mati dalam kasus narkoba, Freddy Budiman di Pulau Nusakambangan, Jawa Barat. Tak hanya sendiri, ia menjalani eksekusi bersama tiga terpidana lainnya dari Nigeria dan Afrika Selatan.Â
Pada hari itu, ada empat terpidana mati yang tewas ditembus timah panas oleh regu tembak. Jika kembali membicarakan eksekusi mati yang satu itu, rasanya bisa dibilang masih  meninggalkan sejumlah pertanyaan mendalam yang belum bisa dijawab tuntas, baik oleh pihak Kejaksaan Agung dan pemerintah.Â
Usut punya usut, pada hari itu ternyata ada 14 orang terpidana mati yang seharusnya dieksekusi. Tapi, faktanya hanya empat orang yang menjalani hukuman mati.Â
KontraS juga mencatat, empat terpidana mati saat itu bahkan mengajukan upaya hukum atau grasi saat dieksekusi regu tembak di Nusakambangan. Namun, mereka tetap dieksekusi oleh regu tembak. Padahal, berdasarkan aturan tertulis yang terulang dalam Undang-undang Grasi Pasal 13 menjelaskan adanya larangan eksekusi bagi terpidana mati yang sedang mengajukan grasi.
Di sisi lain, banyak pihak menyesalkan adanya ketidakterbukaan informasi bagi keluarga maupun terpidana mati, yang mana dianggap sebagai kejanggalan pelaksanaan eksekusi mati.
Bisa disebut, sudah sejak lama jika pelaksanaan hukuman mati di Indonesia menuai pro dan kontra.Â
Alih-alih hukuman mati, Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) menilai bila eksekusi mati untuk terpidana kasus narkoba bukanlah solusi yang tepat untuk mengurangi peredaran narkoba di Indonesia. ICJR justru memberikan saran agar mereka diberikan hukuman penjara seumur hidup, tanpa adanya grasi dan remisi, dibandingkan harus memberikan hukuman mati.Â
Indonesia sendiri bukanlah satu-satunya negara yang memberikan vonis hukuman mati pada terpidana kasus narkoba. Setidaknya ada 32 negara yang juga menerapkan hukuman serupa  Sebut saja Arab Saudi, Bangladesh, China, Korea Utara, Mesir, India, Iran, Pakistan, dan masih banyak lagi yang lainnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H