Mohon tunggu...
Adelia Novarin
Adelia Novarin Mohon Tunggu... Editor - Editor

Mencintai Kehidupan Dari Lekukan Pena yang Menghasilkan Cerita dan Cinta

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

"Move On" dari Kisah Tragis Masa Lalu, Warga Minta Stop Sebut Kampungnya sebagai "Kampung Janda"

21 September 2021   13:40 Diperbarui: 21 September 2021   13:42 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Duloh bahkan menyebut orang tersebut sebagai oknum. Dia pun menilai sebutan ini sebagai pelecehan atau penghinaan untuk kampungnya.

 Berawal dari peristiwa tragis

 Menurut Duloh, sebutan Kampung Janda muncul karena di kampung tersebut pernah terjadi insiden yang menimpa para suami ketika bekerja sebagai buruh harian lepas di tambang ilegal. 

 Berita kecelakaan tambang yang memakan korban jiwa itu pernah diliput media sekitar tahun 2016. Menurut penuturan Ade Suryadi, Ketua RT 05 ketika itu, ada sekitar 30 perempuan yang menjanda, dari total 65 kepala keluarga.

 Para perempuan itu, kata dia, menjanda akibat banyak hal, ada yang suaminya meninggal tertimbun galian pasir, atau meninggal karena penyakit. Pasalnya, di kampung itu sekitar 80% warganya bekerja sebagai penambang galian.

 Dia pun menuturkan, beberapa tahun lalu pernah terjadi longsor di galian pasir hingga menewaskan ratusan orang. Apalagi, longsor yang menelan korban jiwa itu tak terjadi sekali dua kali saja. Peristiwa naas ini pun membuat sebagian istri kehilangan suaminya.

 Lalu sekitar tahun 2016, tambang karst atau galian C ilegal itu pun ditutup oleh Pemerintah Kabupaten Bogor karena tak memiliki izin, merusak lingkungan, serta menimbulkan banyak korban jiwa. 

Selain kecelakaan tambang, faktor nikah muda di kampung tersebut juga menjadi penyebab banyaknya perempuan yang menjanda. Para perempuan ini menjanda di usia muda karena pernikahan dini yang masih terjadi di sana.

 Menjadi objek wisata baru

 Kini setelah lima tahun berlalu, para perempuan di kampung itu sudah tak mau lagi tempat tinggalnya dijuluki sebagai Kampung Janda. Selain julukan itu tak pantas, mereka juga telah melanjutkan hidup.

 Salah satu warga bernama Siti Yuningsih mengatakan, para laki-laki yang meninggal bukan karena alasan kecelakaan tambang semata. Sebagian dikarenakan sakit atau sebab lainnya. Apalagi kini tak ada aktivitas tambang yang masih berlangsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun