Mohon tunggu...
Adelia TriEka
Adelia TriEka Mohon Tunggu... Freelancer - Pengelana

Amuk itu adalah Angkara dungu yang gemar memangsa hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pada Akhirnya

9 Desember 2018   09:47 Diperbarui: 9 Desember 2018   10:28 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : cartooncreative.com

Dia terhenyak untuk sesaat. Matanya sedikit terbelalak. Dan tubuhnya bergetar. 'Hai! Ini bukan getaran cinta. Tetapi lebih kepada pesona tanpa benih. Sebab getar itu masih kepada dia.' Dia berbicara dalam angannya sambil mencoba memahami apakah getar ini adalah cinta.

HM, edisi ini

meminang sesuatu hal yang basah

untuk menciptakan aneka musim

tanpa ada luka

sebab kita adalah sepi yang lupa keramaian.

Dia hanya diam, memandang halaman bunga. Kemudian menyentuh jemarinya sendiri. Sedangkan Anomali kembali membujuknya untuk menjawab apa yang menjadi inginannya. Dia memandang  Anomali dengan tatapan bagai hewan yang sedang memburu target laparnya, kemudian diam dalam hening yang pikirannya entah kemana.

Sejam berlangsung tanpa kata-kata. Kemudian dia membuka suara dan mengatakan bahwa untuk hidup dengannya adalah perjalanan tersulit. Sebab mimpi  yang  dia miliki  begitu  tinggi. Jutaan anak-anak itu adalah kumpulan resep yang harus di masak dengan bumbu yang tentunya sangat banyak agar masakan mampu di nikmati dengan baik oleh dunia pasar. Di mana pelepasan akhir adalah bersekutu dengan keramaian yang sebenar-benarnya.

Anomali hanya mengangguk setuju. Sambil memberikan banyak masukan agar mimpi yang baru saja di mulai bisa menjadi kenyataan. Dia tersenyum puas dan sedikit berdoa semoga harapan dan mimpi akan segera berlabuh secepatnya.

Duhai yang telah menyetujui hasratku kepada puisi

maka diamlah sejenak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun