Mohon tunggu...
Adelia Rahmawati
Adelia Rahmawati Mohon Tunggu... Lainnya - instansi saya sebagai mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka

saya mempunyai hobi masak, saya suka memasak apa saja dan mencoba-coba untuk lebih bisa atau dikembangkan lagi untuk hobi ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Komunikasi terhadap Penyelesaian Konflik dalam Pertemenan di Lingkungan Rumah

13 Januari 2023   20:30 Diperbarui: 13 Januari 2023   20:33 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

teman adalah tempat kita untuk bertukar cerita yang menjadikan pasangan atau dipakai untuk bersama-sama.

peran komunikasi terjadi adanya penyelesaian konflik dalam tertemanan ini telah masuk kategori konflik antar pribadi atau yang disebut KAP. 

Komunikasi ini dinyatakan sangat penting untuk kehidupan kita masing-masing dan orang lain, komunikasi antar pribadi hubungan dengan dua orang atau lebih karena seseorang menyatakan bahwa merasa nyaman dan betah terhadap lingkungan dimana-mana. manusia memiliki teman sejak dari usia 6 bulan sampai dengan usia 1,5 tahun. waktu kita umur 6 bulan  pasti kalian ngerasa nyaman, senang bersama orang yang sudah akrab sama kita . umur 1,5 tahun kita sudah mulai senang bermain-main dengan saudara atau teman dilingkungan kita. ini lah silsilah pertemanan.

nah dari situ kita harus benar-benar mengenal komunikasi dan memperdalam komunikasi ini dengan teman atau orang-orang. manusia sama saja dengan mahluk sosial pada dasarnya manusia tidak bisa hidup dengan sendirinya, manusia harus berdampingan atau berpasang-pasangan dengan yang lain agar bisa berkomunikasi dengan baik. perteman ini membantu kita semua dalam keadaan ada masalah dan tidak ada masalah, pokoknya teman tuh keluarga kita kedua dari keluarga kita masing-masing. teman bisa menghabiskan waktu dengan kita misalnya kaya bermain, traveling, bertukaran cerita gitu. ada juga loh ! 

Ada seseorang yang tidak ingin berkomunikasi atau berteman(apa-apa pengen sendiri)nah itu termasuk orang yang ada masalah harus dipendam dan gk tahu cerita siapa lagi, kan soalnya dia tidak mempunya teman pengen cerita ke keluarganya kaya merasa gk nyaman. apa-apa dia merasa kesepian sama saja kaya despresi untuk dia yang tidak mau berkomunikasi dengan siapa-siapa dan tidak mau bercerita tentang masalah-masalah yang dihadapi dengan dia.

pertemanan-pertemanan disini juga keras ko, ada yang pengen pilih teman yang mampu, pilih teman yang pinter(tetapi nanti ujung-ujung nya dimanfaatin), dan juga pilih-pilih fisik. kan kita kaya merasa kenapa harus pilih-pilih padahal kan temanan sama siapa aja, kita di dunia tuh harus berteman bukan pilih-pilih teman. ada juga yang parahnya teman munafik. pokoknya kalo ingin berteman kita harus benar-benar tau wataknya dia dan sifatnya dia. kadang teman kaya gitu manis diawal ketika kita sudah nyaman sama dia "eh ada aja.

konflik pertemanan iya itu hal yang wajar ketika konflik bisa dinyatakan terang-terangan maupun ngumpet-ngumpet, konflik dipertemanan juga disaring  dengan baik atau buruknya di pertemanan siapa pun yang mengenai konflik. konflik menurut Luthans, 1983: 378-379, solusi konflik antar pribadi terbagi menjadi 3 bagian, strategi, lose-lose ( kalah-kalah) bisa dilakukan dengan mengambil jalan tengah untuk menyelesaikan dan bisa juga menggunakan pihak ketiga  agar konflik dapat lebih mudah diselsaikan.

A. Konflik Masalah  I

Di lingkungan komplek saya ada lah seseorang berinisial (N) di duduk dikelas 1 SMA. Dia anak ke 2 dari 2 bersaudara ayahnya sudah di PHK dan ibu nya berkerja sedangkan kakaknya sedang duduk dikelas 3 SMA. Si seseorang  n- nya bercerita kesaya bahwa dilingkungan komplek-nya selalu dijauhkan oleh teman-temannya hingga dia depresi. Di katakan penyebanya adalah berbicara kurang sopan ke teman-temannya apa lagi yang lebih tua. Kalo teman yang tidak baperan anggap kaya biasa aja. 

Maka dari situ lah dia dijauhakan oleh temannya. Sampai dia bilang ke orang tua-nya " kenapa iya aku dijauhakan oleh teman rumah" (dari si N) Kamu abisnya ngomong kasar, coba jangan, udah tau di lingkungan sini pada kaya gini"( jawaban orang tuanya).

Penyelesaian Konflik Masalah 

menurut saya dia harus benar-benar intropeksi diri dan bertanya-tanya ke dalam dirinya, kenapa aku di jauhkan oleh temen-teman rumah. ketika dia sudah nyambung dengan dirinya alangkah baiknya untuk berkomunikasi untuk mengontrol semuanya. dia juga kurangi dengan omongan kotor, kan kita gk tau teman mana yang kelihatan baper dan tidak. pokoknya buat kamu (N), kamu harus mengontrol semuanya dan jangan songong kepada orang yang lebih tua. kalo kamu bilang gk bisa rubah semuanya bagaimana? bisa ko perlahan-lahan akan bisa untuk menghilangkan rasa negatif dan kamu ketika ngobrol sama siapa pun harus berkata lembut dan jaga omongan mu.

B. Konflik Masalah I

jadi kan saya mempunyai teman itunganya sudah kenal pas SMA kelas 10, iya kita kaya masih biasa aja." eh pas saya kuliah gitu dia malah pengen putusin pertemanan ini dikarena-kan saya di tuduh jalan sama cowonya,selingkuh sama cowonya dan lebih parahnya dituduh yang gk masuk akal . padahal diposisi itu saya gk tau apa-apa dan tidak berkomunikasi dengan cowonya . 

Akhirnya iya ywdah dia bilang pengen mutusin pertemanan gitu sampai medsos, seperti instragram, wa saya diblok. iya saya  nerima saja dia ngomong apa karena tidak ada faktanya. soalnya saya males sama orang kaya gitu harusnya ada bukti dulu baru ngomong. ini malahan ngomng dan buktinya tidak ada. akhirnya pas bulan kemarin dia minta maaf kesaya, hati besar saya belum memaafkan karena dia nuduh saya yang tidak-tidak masuk akal dan  hati kecil saya sudah memaaf kan walaupun sakit banget omongan dia.

Penyelesaian Konflik Masalah 

maka nya sebelum ngomong tuh, harus dicerna dulu sebelum diomongkan keorang, coba sekali-kali jangan mendengarkan berita hoax orang belum tentu dia benar atau salah , jangan sekali-kali  mudah dipercaya, dan  kamu harus ada bukti juga.

kesimpulan

 berusaha lah  untuk mendengarkan terlebih dahulu sebelum kita berbicara. misskomunikasi sering terjadi karena kita malas mendengarkan sesuatu sampai selesai dan sudah membuat asusmsi sendiri walaupun kita tidak tahu faktanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun