Mohon tunggu...
Ade Yayang Latifah
Ade Yayang Latifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya seorang mahasiswa sastra Indonesia di Universitas Pamulang

Nama saya Ade Yayang Latifah. Saya adalah seorang disabilitas, dan saya seorang mahasiswa sastra Indonesia. Hobi saya adalah bernyanyi, minat saya adalah public relation dan dunia public speaking. Konten paforit saya adalah berita terbaru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Mentari Karunia Wati

26 April 2023   19:40 Diperbarui: 26 April 2023   19:43 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ibu tersebut mengalami pendarahan setelah melahirkan, dan nyawanya tak tertolong lagi. Oya, sebelum dia mengembuskan nafas terakhir, dia sempat berkata bahwa saya harus memberikan bayi ini pada mbak yang duduk di samping ibu itu tadi, yaitu mbak. Apakah mbak bersedia?" "Baiklah, Mbak. Jika ini adalah amanah dari ibu tersebut, maka insyaallah saya akan menjaga anak ini dengan baik."

Setelah berujar demikian, Ayla langsung menggendong bayi mungil yang sudah dimandikan itu. Untung saja petugas tadi sempat belajar di sekolah tinggi kesehatan, meskipun harus kandas karena paksaan ibunya yang mengharuskan ia mengambil jurusan lain di perkuliahannya. Kalau tidak, maka sudah dipastikan bukan hanya ibunya yang tak terselamatkan, bayi tersebut mungkin juga akan mengalami nasib yang sama seperti ayah dan ibunya.

"Sayang, kamu adalah karunia dari Allah untuk bunda. Mulai sekarang, bunda akan memberi nama kamu Mentari Karunia Wati. Mentari artinya matahari, yang selalu memberikan sinar dan semoga kamu selalu memberi cahaya keceriaan dan kebaikan bagi bunda. Karunia artinya pemberian yang tak terhingga dari Allah. Sedangkan, Wati artinya adalah seorang wanita. Jadi, bunda berharap  semoga kamu menjadi gadis yang selalu memberikan keceriaan bagi bunda dan bagi semua orang yang mengenalmu."

Setelah kejadian itu, Ayla hidup damai bersama ibu dan anak angkatnya, dia juga memutuskan untuk tidak menikah lagi, karena dia hanya ingin fokus pada kebahagiaan kedua orang yang berarti dalam hidupnya tersebut.

Selesai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun