Kemudian, pembahasan kita akan berlanjut kepada definisi Neuro Linguistik Programming. Jadi, apa itu Neuro Linguistik Programming?
Neuro Linguistik Programming terdiri atas 3 kata yakni kata neuro, linguistik dan programming. Menurut Elfiky dan Andreas yang dikutip Wikanengsih, "neuro itu mengarah pada sistem saraf manusia, seperti pancaindra." Kata linguistik mengarah kepada keahlian manusia untuk mengolah pola komunikasi secara verbal maupun nonverbal. Sedangkan kata programming lebih bertujuan  pada pengelolaan pola berpikir, perasaan dan tindakan seseorang yang awalnya cenderung pada tindakan buruk, namun kemudian dibiasakan dengan sesuatu yang baru yaitu tindakan yang lebih bersifat positif. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwasannya NLP merupakan suatu usaha manusia dalam memprogram pikiran (otak manusia) dengan menggunakan bahasa sebagai alat untuk melakukan hal tersebut., baik secara verbal maupun nonverbal, sehingga dapat menghasilkan pikiran dan perilaku yang sesuai dengan keinginan(Wikanengsih, 2012:32).
Ok, setelah mengenal kedua komponen tersebut, yaitu hypnoteaching dan neuro linguistik programming, maka terakhir adalah mengetahui cara kerjanya, dalam kegiatan belajar dan mengajar.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, karena manusia memiliki otak untuk berfikir, serta hati nurani untuk mengolah rasa. Dalam memprogram fikiran manusia, bahasa tentunya sangat diperlukan dan berperan besar pada pekerjaan ini. Contohnya, ketika dosen/guru memuji hasil kinerja muridnya dalam mengerjakan tugas, maka murid tersebut akan merasa senang dan termotivasi secara psikologisnya. Dalam kegiatan belajar dan mengajar, kata-kata persuasif atau yang bersifat ajakan harus disampaikan secara perlahan, tidak memaksa atau mengintimidasi. Contohnya, ketika guru memberikan instruksi pada muridnya untuk berdoa sebelum belajar, maka guru tersebut harus menyampaikan alasan mengapa harus berdoa terlebih dahulu, agar alam bawah sadar muridnya dapat menangkap dan menuruti perintah gurunya.
Selain itu, motivasi juga harus dilakukan dengan kata-kata yang baik. Guru dilarang untuk berkata "Kamu bodoh, kamu tidak seperti yang lain, kamu tidak berbakat," dan sebagainya, karena itu akan berdampak kepada siswa hingga ia dewasa. Sebaliknya, guru/dosen harus mendorong peserta didiknya dengan kata-kata yang memotivasi, mengajakdan memberi semangat agar mampu tercapainya keinginan guru dan siswa dalam mempelajari suatu bidang ilmu pengetahuan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI