Matahari baru saja memunculkan dirinya dari sebelah timur. pada hari itu, cuaca di Lebak bulus begitu cerah meskipun sudah semalaman diguyur hujan hingga beberapa kawasan mengalami banjir.
Seperti biasanya, pada hari itu aku pulang dari rumah teman dengan Ojek langganan dari Yayasan Mitra Netra ke kosan ku yang ada di Jalan Gunung balong.
Biasa lah, sebelum pergi belajar ke Mitra Netra, aku harus mandi dan ganti Baju dulu disana. soalnya, ini adalah satu-satu-nya baju bersih yang kubawa ke rumah teman.
Pas sampai di kosan, ternyata lagi gak ada orang. Rupanya, semalam tadi, kosanku terkena banjir yang numayan besar. Saat itu, aku segera masuk ke kamar untuk memeriksa lemari pakaian dan barang-barang yang ada disana. Waduh, ternyata semuanya sudah basah, dan sebagian tenggelam karena banjir pada malam tadi.
Seketika, aku termenung dibuat-nya. Betapa tidak, baju yang aku pakai ini, tinggal satu-satunya yang masih bisa dianggap bersih. Padahal hari ini aku harus pergi belajar, dan rasanya tidak mungkin kalau aku harus belajar pake baju ini.
Apalagi setelah memeriksa kotak kayu kecil yang ada diatas meja, aku makin sedih dibuat-nya, karena disitu banyak barang-barang penting yang sangat aku perlukan. Tapi, ternyata semuanya basah terkena Air. Dan pasti susah untuk dikeringkan.
Padahal, disitu ada kenang-kenangan sewaktu aku belajar menjadi kameramen di sebuah Project. Piala, buku, dan DVD video kegiatanku waktu itu, kini sudah hancur semua. Kecuali sebuah piala yang terbuat dari logam ini yang masih terselamatkan.
Yaampun, kalau semua bajuku harus di londri, pasti mahal banget. Tapi kalau dicuci sendiri juga rasanya tidak mungkin.
Akhirnya, segera ku ambil HP, dan menelepon ibu di kampung.
“Halo, Jen? Selamat pagi!” sapa ibu ketika telepon terhubung.
“ya mah, selamat pagi. Lagi apa?” tanyaku sambil berusaha menenangkan diri biar ibu gak terlalu khawatir.
“Biasa jen, mamah lagi jualan. Tapi kebetulan belum ada pembeli. Ada apa?” “Ini mah, tadi malam disini hujan lebat, jadi baju saya basah semua karena kosan terendam banjir.” “Oh, lalu? Kamu lagi dimana tadi! Kan bisa di pindahin ke lemari atas. Atau minta tolong ibu kost buat nyelamatin barang ke lantai dua.” “Ia mah, tadi saya lagi nginep di rumah kak aris, soalnya kemarin saya belajar computer sama dia.” Jawabku agak sedih.
Setelah bicara panjang lebar, akhirnya ibu menyuruhku untuk segera pergi ke londri, dan membereskan semua barang-barang yang sekiranya masih bisa diselamatkan.
Setelah telepon terputus, aku segera membereskan semua baju kotor dari lemari untuk di londri, dan menyortir semua barang yang ada di kamar kosanku sampai bersih. Setelah semuanya beres, aku segera mandi dan pergi ke Yayasan Mitra Netra untuk belajar.
Meskipun terpaksa harus memakai baju kaos yang agak kotor, hari itu aku tetap belajar seperti biasa. Bahkan sempat Browsing dulu selama beberapa jam.
Ditengah asiknya Browsing, aku menemukan info menarik di facebook. Bagaimana tidak, ini info tentang sekolah pasar modal yang akan diadakan oleh Yayasan Disabilitas Mandiri Indonesia yang bekerjasama dengan MNC sekuritas di Bursa Efek jakarta.
Saking tertariknya, aku segera mendaftarkan diri, dan mengisi semua formulir yang diperlukan secepatnya. Alhamdulilah, ini semua malah sesuatu yang kebetulan bagiku. Demi alasan untuk ikut sekolah pasar modal, aku bisa pulang dulu ke tasik selama beberapa hari dan melengkapi semua dokumen yang dibutuhkan disana.
Dua hari sejak hari itu, aku pulang ke tasik dan membawa beberapa barang penting
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H