Kampanye pemilihan presiden (pilpres) di media sosial tentunya membawa berbagai tantangan etika yang perlu diatasi. Dua tantangan etika utama yang muncul selama kampanye pilpres di media sosial termasuk:
1. Penyebaran Berita Palsu dan Desinformasi:
  - Tantangan utama adalah penyebaran berita palsu (hoax) dan desinformasi. Media sosial memungkinkan informasi menyebar dengan cepat, dan dalam konteks kampanye politik, pihak yang terlibat dapat dengan sengaja menyebarkan informasi palsu untuk memengaruhi opini publik. Hal ini menciptakan tantangan etika karena dapat merugikan integritas dan keadilan proses demokratis.
2. Kampanye Negatif dan Kebencian Online:
  - Kampanye pilpres di media sosial seringkali diwarnai oleh kampanye negatif dan peningkatan tingkat kebencian online. Politisi atau pendukung kampanye dapat terlibat dalam praktik-praktik yang merendahkan atau menyerang lawan politik secara pribadi, seringkali melampaui batas etika. Tantangan ini menimbulkan risiko polarisasi masyarakat dan merusak budaya politik yang sehat.
Upaya untuk mengatasi tantangan etika ini memerlukan kerjasama antara platform media sosial, pemangku kepentingan politik, dan masyarakat secara keseluruhan. Langkah-langkah untuk meningkatkan literasi digital dan promosi etika dalam kampanye di media sosial juga menjadi hal yang penting untuk menjaga integritas dan etika dalam proses demokrasi.
Referensi: Â Â
Fitriyah, M.A.; Krisnanto, Indra Wahyu; 2017; Strategi Pemasaran Politik pada Era Digital: Pemanfaatan Instagram dalam Kampanye Politik pada Pilgub DKI Jakarta 2017.Â
Penulis: Â Ade Kurniawan ; Mahasiswa Prodi Komunikasi PJJ ; Universitas Siber Asia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H