Mohon tunggu...
ade kurniawan
ade kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ade Kurniawan ; Mahasiswa Prodi Komunikasi PJJ Universitas Siber Asia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Instagram Menjadi Media Digital Kampanye Politik, Bagaimana Menyikapinya?

5 Februari 2024   18:10 Diperbarui: 5 Februari 2024   18:29 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://evergreen.greenhill.org/the-political-power-of-social-media/Input sumber gambar

Fenomena kampanye pemilihan presiden (pilpres) di media sosial memiliki karakteristik unik dan signifikan dalam konteks politik modern. Beberapa ciri utama fenomena ini melibatkan penggunaan platform media sosial sebagai alat kampanye, peredaran informasi yang cepat, dan partisipasi publik yang lebih aktif. Peran literasi media digital menjadi krusial dalam memahami dan menghadapi fenomena kampanye pilpres di media sosial.

Instagram menjadi salah satu literasi media untuk kampanye politik, dimana media sosial ini memiliki peran penting sebagai peluang memenangkan suatu pemilu. Evolusi politik saat ini juga terpengaruh oleh perkembangan era digital dalam berkampanye politik. Menurut penelitian sebelumnya secara teoritis (Anshari ,2013; Siagian, 2015; Anisa dan Rachmaniar, 2016), media kampanye dengan pemanfaat Instagram memuat dua konten utama, yaitu memuat unsur positif  maupun unsur negatif. Yang merupakan konten Instagram dengan unsur positif yaitu memuat pemasaran politik, sedangan konten Instagram yang memuat unsur negatif yaitu berita hoax dan ujaran kebencian mengenai isu SARA.       

Pemasaran politik yang bersifat positif itu memuat pemasaran politik dimana Instagram sebagai wadah yang efektif dalam berkampanye politik. Hal itu dikarenakan Instagram mengatasi kelemahan dari media konvensional yaitu lebih mudah, murah, cepat, dan memiliki jangkauan yang luas. Instagram dimanfaatkan secara baik sebagai media pengiklanan janji-janji politik, merepresentasikan sosok kepemimpinan politiknya,  selain itu juga sebagai political branding atau menguraikan sepak terjang dan hasil capaian yang telah dimiliki calon pemimpin.       

Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dalam berkampanye di media sosial Instagram memiliki dua sisi koin yang tidak dapat dipisahkan, yaitu Instagram tidak hanya dimanfaatkan sebagai media kampanye politik tetapi juga media kampanye negatif oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Konten Instagram yang bersifat negatif memuat isu-isu seperti Hoax, ujaran kebencian yang bersifat SARA, dan isu negatif lainnya. Pesan dan konten yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab ini dilakukan secara sengaja, dimana konten tersebut dimanfaatkan untuk hal-hal yang bersifat destruktif, propokatif dan disintegratif.

Literasi media digital sangat penting untuk membantu masyarakat menjadi lebih kritis terhadap informasi kampanye pemilu yang tersebar di media sosial Instagram. Berikut adalah beberapa cara literasi media digital dapat memberikan kontribusi dalam membentuk kritisitas masyarakat terhadap informasi kampanye di platform Instagram:

1. Pemahaman Tentang Fitur-Fitur Instagram:

   - Literasi media digital melibatkan pemahaman mendalam tentang fitur-fitur Instagram, termasuk cara berinteraksi dengan konten, memahami algoritma, dan mengenali jenis konten yang biasanya muncul di platform ini. Pemahaman ini membantu masyarakat untuk mengidentifikasi bagaimana kampanye politik disajikan di Instagram.

2. Evaluasi Profil dan Akun:

   - Kemampuan untuk mengevaluasi profil dan akun Instagram yang menyebarkan informasi kampanye penting untuk literasi media digital. Masyarakat yang literat akan melihat kredibilitas akun, jumlah pengikut, dan jenis konten yang dibagikan untuk menilai kehandalan sumber informasi.

3. Penilaian Terhadap Visual dan Desain:

   - Literasi media digital mencakup kemampuan untuk menilai visual dan desain konten. Masyarakat dapat mempertimbangkan bagaimana pesan kampanye disampaikan melalui elemen visual seperti gambar, grafik, atau meme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun