Perbedaan kesejahteraan antara generasi sebelumnya dengan generasi Z sering menjadi bahan perbincangan. Orang tua zaman dulu, dengan pekerjaan seperti pegawai negeri sipil (PNS) atau pegawai biasa, tampaknya lebih mudah membeli rumah, mobil, tanah, dan membangun keluarga. Sebaliknya, generasi muda saat ini harus menghadapi tantangan yang lebih besar untuk mencapai hal yang sama. Mengapa ini terjadi? Berikut beberapa alasan yang menjelaskan fenomena ini.
1. Kondisi Ekonomi yang Berbeda
Pada masa lalu, harga kebutuhan pokok, properti, dan kendaraan jauh lebih terjangkau dibandingkan sekarang. Misalnya, harga rumah pada era 1980-an mungkin setara dengan beberapa tahun gaji seorang PNS. Sementara itu, saat ini harga rumah bisa mencapai puluhan bahkan ratusan kali lipat gaji tahunan seseorang. Selain itu, inflasi pada masa lalu cenderung lebih terkendali, sehingga biaya hidup tidak meningkat drastis seperti yang dialami generasi sekarang.
Kenaikan gaji pada masa lalu juga lebih sejalan dengan kenaikan harga barang dan jasa. Hal ini memungkinkan orang tua generasi sebelumnya menabung dan membeli aset tanpa tekanan finansial yang berat. Sebaliknya, stagnasi pendapatan generasi sekarang membuat sulit mengejar kenaikan harga properti atau kebutuhan lainnya.
2. Persaingan yang Lebih Rendah
Generasi sebelumnya menghadapi lebih sedikit persaingan di berbagai aspek kehidupan. Pendidikan tinggi pada masa lalu adalah sesuatu yang istimewa, sehingga seseorang dengan gelar sarjana memiliki peluang besar untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Sebaliknya, saat ini gelar sarjana hampir menjadi syarat minimum untuk pekerjaan biasa, sementara persaingan di pasar kerja semakin ketat.
Selain itu, jumlah penduduk pada masa lalu lebih kecil dibandingkan sekarang. Dengan populasi yang lebih sedikit, peluang untuk mendapatkan pekerjaan, membeli properti, atau memulai bisnis lebih terbuka dibandingkan kondisi saat ini.
3. Gaya Hidup yang Sederhana
Orang tua pada masa lalu cenderung hidup lebih hemat. Mereka tidak terpapar gaya hidup konsumtif seperti generasi Z yang sering kali dipicu oleh media sosial. Tanpa kebutuhan untuk membeli gadget mahal, berlangganan layanan streaming, atau mengikuti tren mode terbaru, generasi sebelumnya dapat memfokuskan penghasilan mereka untuk kebutuhan pokok seperti rumah dan tabungan.
Selain itu, hiburan pada masa lalu juga lebih sederhana. Tidak adanya pengeluaran untuk liburan mewah atau barang mewah membuat mereka memiliki kontrol keuangan yang lebih baik.
4. Kemudahan Akses Properti dan Kredit
Pemerintah pada masa lalu sering kali memberikan subsidi perumahan kepada pegawai negeri atau pekerja biasa. Program ini memudahkan mereka untuk memiliki rumah dengan cicilan ringan. Selain itu, bunga pinjaman dan cicilan pada masa lalu cenderung lebih rendah dibandingkan sekarang, sehingga akses terhadap aset menjadi lebih mudah.
5. Tantangan Baru Generasi Z
Generasi Z menghadapi berbagai tantangan baru, seperti biaya pendidikan yang semakin mahal, krisis ekonomi global, dan inflasi yang tidak terkendali. Selain itu, generasi ini juga terjebak dalam gaya hidup modern yang sering kali menuntut pengeluaran besar. Kombinasi ini membuat generasi muda kesulitan mencapai kesejahteraan seperti yang dinikmati oleh generasi sebelumnya.
Kesejahteraan generasi sebelumnya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang lebih stabil, gaya hidup sederhana, dan akses mudah terhadap properti. Sementara itu, generasi Z harus menghadapi tantangan baru seperti persaingan yang ketat, inflasi tinggi, dan gaya hidup konsumtif. Meskipun tantangan tersebut tidak mudah diatasi, generasi muda tetap memiliki peluang untuk hidup sejahtera dengan perencanaan keuangan yang baik dan adaptasi terhadap perubahan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H