Gen Z, generasi yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, dikenal karena kecintaan mereka pada teknologi dan media sosial, yang membuat mereka sering  menjadi sasaran empuk untuk strategi pemasaran yang mendorong terjadinya Impulsive Buying.
Apa sih Impulsive Buying itu?
Pernahkah kalian membeli sesuatu secara terburu-buru juga tanpa direncanakan sebelumnya? merasa puas dan senang setelah membelinya, tetapi kemudian menyesal karena tidak membutuhkannya? Jika pernah, kalian mungkin mengalami Impulsive Buying.
Membeli sesuatu secara impulsif tanpa pertimbangan matang dapat disebut dengan Impulsive Buying. Dalam kebanyakan kasus, pembelian ini dipicu oleh emosi sesaat seperti kepuasan, keinginan untuk mengikuti tren, atau FOMO (Fear of Missing Out) yaitu ketakutan akan kehilangan sesuatu. Beberapa faktor lain yang dapat memicu perilaku Impulsive Buying pada Gen Z, antara lain:
- Kemudahan akses terhadap informasi dan platform belanja online
Gen Z sudah terbiasa dengan kemudahan belanja online, dimana mereka dapat dengan mudah mencari dan membeli berbagai produk hanya dengan beberapa kali klik.
- Strategi marketing yang menarik
Platform media sosial dan platform e-commerce dipenuhi dengan iklan dan diskon-diskon yang dibuat untuk menarik perhatian Gen Z. dan mendorong mereka untuk membeli produk tersebut tanpa berfikir panjang.
- Gaya hidup yang serba cepat
Gen Z hidup di lingkungan yang serba cepat dan selalu terhubung dengan internet. Sehingga membuat mereka mudah terpengaruh oleh tren (FOMO) dan ingin segera memiliki sesuatu hal tersebut.
- Kurangnya kontrol diri
Gen Z yang notabene adalah seorang remaja, masih dalam tahap pengembangan diri, sehingga mereka masih belajar untuk mengontrol keinginan dan emosi mereka.
Kemudian, apa aja sih dampak dari Impulsive Buying?
Berikut merupakan dampak negative dari Impulsive Buying:
- Masalah Keuangan
Membeli sesuatu secara impulsif dapat menyebabkan masalah keuangan pada Gen Z, dapat memicu adanya pinjaman online, paylater, dan lain sebagainya.
- Stres dan Kecemasan
Ketidakpuasan terhadap pembelian impulsif dapat menyebabkan stres dan kecemasan, terutama jika mereka merasa boros dan memiliki banyak utang.
- Penyesalan
Gen Z mungkin  dapat menyesal setelah melakukan pembelian impulsif, terutama jika mereka tidak terlalu membutuhkan produk tersebut.
Lalu bagaimana sih cara mengatasi Impulsive Buying?
Berikut ini yang dapat kalian lakukan untuk menghindari perilaku Impulsive Buying:
- Membuat anggaran dan mematuhi anggaran tersebut
Ini akan membantu Gen Z mengontrol pengeluaran dan menghindari membeli sesuatu secara impulsif.
- Menunggu selama 24 Â jam sebelum membeli
Jika kalian tergoda untuk membeli sesuatu, cobalah untuk menunggu selama 24 jam. Kalian mungkin akan berubah pikiran dan tidak memutuskan untuk membelinya jika hal tersebut bukan benar-benar yang kalian inginkan dan butuhkan.
- Hindari berbelanja saat stres atau emosional
Emosi negatif cenderung membuat Gen Z tergoda untuk melakukan pembelian secara impulsif.
- Berbelanjalah bersama teman atau keluarga
Berbelanja bersama teman atau keluarga dapat membantu Gen Z membuat pilihan yang lebih logis saat berbelanja.
- Gunakan aplikasi yang membantu mengelola keuangan
Gen Z dapat menemukan banyak aplikasi yang membantu mereka membuat anggaran dan melacak pengeluaran mereka.
Kecenderungan Gen Z untuk melakukan pembelian impulsif merupakan permasalahan yang umum terjadi. Dengan memahami faktor-faktor yang mendorong perilaku ini dan menerapkan tips di atas, Kalian para Gen Z dapat belajar mengendalikan pengeluaran dan menghindari perilaku Impulsive Buying..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H