2. Beban Finansial Lebih Besar:Â
Bagi banyak orang, peningkatan PPN berarti mereka harus membayar lebih banyak uang ketika ingin membeli sesuatu. Misalkan saja jika kamu sedang mencari rumah baru, maka kamu harus membayar lebih banyak uang pajak daripada sebelumnya. Beban finansial yang lebih besar ini pasti akan membuat beberapa individu sulit untuk tetap stabil dalam hal keuangan mereka.
3.Impresi Pasar Global:Â
Selain itu, peningkatan PPN juga bisa memberikan impresi negatif kepada investor global tentang kondisi ekonomi Indonesia. Apabila suatu negara memiliki sistem pajak yang kompleks dan mahal, maka investornya cenderung enggan untuk masuk ke sana karena risiko kerugian yang lebih tinggi. Dan ini tentu saja bukanlah hal baik bagi perkembangan ekonomi nasional kita.
Kesimpulan
Dalam konteks Kota Serang, Banten, kenaikan UMP 6,5% dan peningkatan PPN 12% memiliki implikasi yang beragam terhadap kesejahteraan masyarakat. Meskipun kenaikan UMP dapat meningkatkan daya beli pekerja dan stimulasi ekonomi lokal, namun peningkatan PPN bisa menyebabkan inflasi tinggi dan beban finansial yang lebih besar bagi masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi pihak berwenang untuk mempertimbangkan cara-cara agar kedua kebijakan tersebut saling komplementer dan tidak bersaing satu sama lain dalam menciptakan lingkungan hidup yang lebih sejahtera bagi semua lapisan masyarakat.
Referensi:
**Sumber: Laporan Statistik Nasional tahun 2023 tentang Perubahan Gaji Minimum Provinsi.
**Sumber: Analisis Makroekonomi oleh Bank Dunia tentang Stimuli Ekonomi Melalui Kenaikan Gaji Minimum.
**Sumber: Studi Kasus Implementasi Kenaikan Gaji Minimum di Wilayah Pedesaan.
**Sumber: Data statistik inflasi bulanan dari Badan Pusat Statistik (BPS).
**Sumber: Survei Opini Publik tentang Impresi Pasar Global terhadap Sistem Pajak Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H