Mohon tunggu...
Irman Triharyanto
Irman Triharyanto Mohon Tunggu... Arsitek - Arsitek

simpel2 aja, gak mau ribet, sedikit romantis dan melankolis. Mencoba menghadirkan nostalgia masa lalu melalui tulisan...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia yang Tak Mungkin Kumiliki

12 Juni 2018   14:36 Diperbarui: 12 Juni 2018   14:37 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

......

Kembali aku teringat peristiwa beberapa waktu lalu, ketika kita bertemu kembali setelah bertahun lamanya kita tidak pernah bertemu. Bahkan tidak juga saling bersapa melalui dunia maya. Pontianak tahun 2009. Setelah lama tidak bertemu. Akhirnya kini dirimu ada dihadapanku lagi. Dia masih tampak cantik, segar. Walaupun saat itu sedang mengandung anak ketiga. Tapi tidak terlihat seperti orang yang sedang hamil. Kamu terlihat begitu bersahaja, sederhana tapi tetap cantik dan segar. Sama seperti aku melihatmu saat SMA dulu.

Pertemuan itu sangat singkat tapi sangat membekas dalam hatiku. Semua kenanganku tentangnya seakan muncul kembali. Dan aku merasa saat itu sedang berada di masa SMA lagi. Kami berdua lebih banyak tertawa ketika bercerita tentang masa SMA dan masa-masa lucu saat aku dan dia bisa berdekatan secara emosional tapi tidak secara Fisik. Saat penuh rindu, amarah dan tawa. Walaupun jarak berjauhan.

.......

Sebenarnya dalam hati kecilku masih berharap dia bisa menjadi milikku. Apalagi setelah melihat foto-foto dirinya yang baru diunggah ke media sosial.

Sungguh, aku tidak bisa berkata banyak. 25 tahun berlalu, tidak banyak yang berubah dari dirinya. Bahkan terlihat lebih cantik dan dewasa. Kecantikan yang dipadu dengan kedewasaan sungguh suatu kombinasi luarbiasa dan itu terjadi pada dirinya.

Kadang ada penyesalan.

Tapi itu semua sudah menjadi suratan takdir yang digariskan Sang Pencipta. Itulah jalan terbaik bagi kami berdua untuk tidak bisa bersatu. Walaupun kutahu di dalam hati kami berdua - mungkin - ada sedikit rasa kerinduan, yang tak kan mungkin bisa dilepaskan karena status kami yang sudah tidak memungkinkan lagi.

Dan penyesalan pun tiada guna. Hanya dalam hati kecil kami yang mungkin berkata, "aku masih mencintaimu, menginginkanmu."

Terima kasih padamu, yang tak pernah bosan untuk menjadi penyemangatku, penerang hatiku, penyejuk jiwaku.

Pengharapan terbesarku adalah, kelak kita akan bersatu. Entah di dunia berikutnya. Entah di alam mana. Entah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun