program di sekolah. Kondisi siswa yang awalnya mengikuti PJJ dengan kegiatan belajar dari rumah (BDR), sekarang kembali belajar tatap muka.Â
Pasca pemulihan dari situasi pandemi Covid-19 membutuhkan penataan baru dalam penyusunanAdanya perubahan pada pembelajaran tersebut tidak menjamin siswa otomatis bisa beradaptasi terhadap program sekolah seperti sebelum ada pandemi Covid-19. Di awal-awal proses pembelajaran dibutuhkan sebuah pola pendampingan dan pembiasaan baik melalui program kurikuler, intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.Â
Secara umum rangkaian program tersebut berisi aktivitas yang mengarahkan siswa untuk memperoleh penguatan Profil Pelajar Pancasila beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.Â
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dilakukan dengan kesadaran diri untuk melaksanakan kewajiban ibadah, berperilaku baik kepada teman dan lingkungan. Sedangkan berakhlak mulia berarti siswa memiliki kesadaran diri untuk berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.Â
Program penguatan yang direncanakan sekolah yang berfokus pada pembinaan agar siswa memiliki karakter beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia dilakukan dengan program, yang berbentuk:
1. Program RutinÂ
Sebagai bentuk program nyata yang dilakukan di sekolah yang dilakukan secara rutin setiap hari atau dirancang dalam satu Minggu ada satu hari untuk dilaksanakan di sekolah.Â
Program rutin harian biasanya ditanamkan sejak siswa memasuki gerbang sekolah, dengan membiasakan budaya mengucapkan salam kepada Bapak dan Ibu guru, berdoa sebelum belajar, membacakan Asmaul Husna bersama-sama, sholat dzuhur berjamaah, pembacaan surat pendek dan sholat dhuha bersama.Â
Program rutin tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, dengan harapan akan menjadi budaya positif pada diri siswa. Pada akhirnya akan menumbuhkan motivasi instrinstik untuk melakukan kegiatan keagamaan sebagai sebuah komitmen diri melaksanakan ibadah sesuai keyakinannya.Â
Di samping itu dikembangkan pula kesadaran diri bahwa sebagai warga sekolah mesti berperilaku yang santun sesuai norma yang berlaku, bukan karena tekanan tetapi atas kesadaran bahwa dengan membudayakan sikap baik dan sopan akan menjadikan diri bisa diterima di tengah masyarakat.
2. Program InsidentilÂ
Program yang disusun untuk diselenggarakan pada saat ada momen peringatan hari besar keagamaan, seperti maulidan dan rojaban. Kegiatan dikemas dalam serangkaian acara untuk memaknai nilai-nilai dari peringatan hari besar tersebut. Nilai-nilai keteladanan tersebut akan terinternalisasi pada diri siswa karena digali dan dikembangkan secara berkesinambungan.
Pada saat siswa melaksanakan program pembiasaan rutin seperti sholat dhuha bersama dengan bimbingan dan arahan dari guru sebagai rule model, ditanamkan pula sikap tanggungjawab dan disiplin terhadap kewajiban untuk ibadah. Selain itu dikembangkan pula sikap saling menghargai antar teman.Â
Antara adik kelas dan kakak kelas tidak ada jurang pemisah. Diantara mereka harus saling menyayangi. Siswa kelas tinggi menyayangi siswa kelas rendah, bahkan sebaliknya siswa kelas rendah menghormati kakak kelasnya. Proses ini menjadi arena silaturahmi dan mempererat persaudaraan.
Selain itu program penguatan pada masa pemulihan bisa  dikembangkan serangkaian kegiatan pembinaan siswa di bidang seni. Dengan menghidupkan kembali kegiatan bercorak keagamaan. Keseluruhan kegiatan pada masa pemulihan diarahkan untuk pencapaian profil pelajar Pancasila beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H