Kebetulan beliau rekan kerjaku sebagai tenaga medis di Jakarta. Suka tidak suka, mau tidak mau, beliau harus stay at work and will be there for pasien-pasiennya. Aku tidak pernah berani menanyakan bagaimana perasannya saat itu. Aku hanya melihat sosoknya sebagai seorang yang patut diacungi jempol.Â
Lain halnya dengan sahabat karibku di Lampung. Karena rencana menikah sudah digodok matang-matang, rasanya cukup memungkinkan untuk melakukan ijab kabul terlebih dahulu, yang penting sah dulu.
Setelah memasuki era new normal, sahabatku tetap mengadakan akad nikah secara khidmat dan berkesan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang cukup ketat. Surat undangannya pun dibuat secara elektronik dan hanya dibagikan di media sosial serta mengundang secara pribadi.Â
Mohon maaf dikarenakan pandemic Covid-19 yang terjadi saat ini, kami harus mematuhi pemerintah untuk tidak menyebarkan surat undangan dan menunda acara resepsi pernikahan sampai waktu yang belum bisa ditentukan.
Aku masih ingat, di video wedding announcement terlampir kalimat unik seperti itu. Kalimat yang tidak pernah terpikir sebelumnya. Apalagi untuk muda-mudi zaman now. Pengalamannya melaksanakan pernikahan di masa-masa ngeri seperti ini dengan lapang hati ia bagikan kepadaku.Â
Pada saat hari pernikahannya, aku sebagai sahabatnya dari masa sekolah menengah pertama hingga saat ini sedih rasanya tak bisa memberi ucapan selamat dan menyaksikan pernikahannya secara langsung, apalagi menjadi bridesmaid untuknya.Â
Konsep acara pernikahan sahabatku tidak berlangsung meriah seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, hanya sederhana saja diadakan di rumah dengan dekorasi yang minimalis tetapi unik dan menarik untuk suasana pengambilan dokumentasi.Â
Tamu undangan pun hanya dibatasi untuk 20 orang, ditambah dengan keluarga inti dari pihak perempuan dan pihak laki-laki.Â
Pihak keluaga hadir saat pengucapan ijab kabul pada pukul 8 hingga pukul 10 pagi. Tamu undangan dijadwalkan hadir pukul 10 pagi hingga pukul 12 siang. Semua orang yang hadir diwajibkan untuk menggunakan masker termasuk pengantinnya.
Tamu undangan dianjurkan untuk mencuci tangan sebelum masuk ke rumah mempelai dan dilakukan pengukuran suhu tubuh serta dianjurkan agar sebisa mungkin menerapkan physical distancing.
Setelah itu tidak ada lagi kumpul-kumpul dan acara makan bersama. Catering makanan untuk tamu undangan dibagikan secara terpisah untuk masing-masing tamu. Untungnya para tamu undangan bersikap pengertian dan menghargai anjuran dari keluarga mempelai.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!