Lansia yang dirawat oleh seorang caregiver, yang tak jarang dinilai oleh orang lain sebagai lansia yang keluarganya memiliki kesibukan padat sehingga tak memiliki waktu cukup untuk merawatnya. Padahal kenyataannya tidak juga seperti itu.Â
Sebagian besar keluarga lansia yang menggunakan layanan home care ialah sebagai bentuk rasa trust kepada profesi perawat sebagai caregiver yang dinilai mumpuni dalam merawat lansia, apalagi dengan kebutuhan yang spesifik, misalnya lansia dengan penyakit tertentu atau dengan keadaan fisik tertentu baik yang adaptif maupun maladaptif.Â
Biasanya, lansia memiliki kebutuhan dan masalah yang bervariasi dan didukung oleh faktor-faktor tertentu seperti kondisi kesehatan, lingkungan, keluarga, ekonomi, pekerjaan, dan lain sebagainya.Â
Belum lagi, lansia yang tinggal di panti jompo akan dipandang orang lain sebagai lansia yang tak dipedulikan oleh keluarganya. Wah, Ini pun bukan sebuah persepsi yang tepat ya .Â
Justru sebagian lansia memilih untuk tinggal di panti jompo untuk mengisi dan menghiasi masa tuanya bersama dengan "teman-teman sebaya", begitu kata mereka setelah beberapa kali ku ajukan beberapa pertanyaan kepada lansia di panti jompo.
Sekali lagi, berdasarkan pengalamanku saat menjadi perawat untuk pasien lansia ada sebuah seni menyikapi dan melakukan perawatan untuk lansia secara umum yang sebaiknya dilakukan oleh anggota keluarga lansia di rumah.
Pertama yaitu empati, komunikasi, dan kehadiran. Lansia merupakan orang yang jauh lebih tua sehingga sangat perlu dipahami, dihormati, dihargai dan dikasihi.Â
Menunjukan sikap empati ternyata berpengaruh besar terhadap kesuksesan dalam membina dan mempertahankan hubungan saling percaya.Â
Ajaklah berbicara dan jadilah pendengar yang baik, bahkan kita juga bisa mengambil hikmah dari perjalanan kehidupannya di masa lampau.Â
Tak sedikit lansia yang senang sekali bercerita tentang kisah-kisah keberhasilan serta kegagalan yang diraihnya.Â
Belajar dari orang yang sudah melewati manis pahit kehidupan dapat menjadi motivasi hidup bagi sebagian dari kita yang masih seumur jagung. Bukankah begitu?