Di era Milenial, Smartphone sudah menjadi kebutuhan dasar manusia, di samping : Sandang , pangan , dan papan.
Apalagi di zaman yang serba online seperti sekarang . Komunikasi, Informasi, dan Hiburan dengan mudah diakses menggunakan Smartphone.
Hampir semua orang memilikinya. Bahkan ada yang memiliki lebih dari satu. Mungkin karena tingkat mobilitas dari beberapa orang itu yang tinggi, sehingga perlu beberapa Smartphone untuk meng-cover-nya.
Dalam setiap Smartphone, ada beberapa fitur yang ditanam untuk memudahkan aktivitas penggunanya. Diantara fitur yang tersedia adalah: Kalkulator.
Ya, dari Smartphone yang murah sampai yang mahal, Â dari yang jadul sampai yang High End, dari yang bentuknya simple sampai yang mewah, fitur kalkulator tersedia.
Dari fitur kalkulator di Smartphone inilah tulisan berangkat.
Pada suatu siang yang tidak terlalu panas, di akhir tahun 2018, saya kebetulan memerlukan datang ke satu proyek yang ada di Palembang untuk meeting on site.
Ketika meeting berlangsung, ada perhitungan yang muncul. Perhitungan itu: 5 ditambah 5 dikali 5. Atau dalam notasi aritmatika: 5 + 5 X 5. Secara refleks, otak langsung menghitung: 5 ditambah 5 hasilnya 10. Kemudian 10 dikali 5 hasilnya 50. Jadi, di otak saya ketika itu muncul angka 50 hasil dari perhitungan 5 + 5 X 5.
Untuk make sure, saya pun mengambil Smartphone, kemudian membuka fitur kalkulator. Saya ketikkan di kalkulator 5 + 5 X 5. Apa yang terjadi setelah saya menekan tanda sama dengan di kalkulator? Angka yang muncul di layar Smartphone ukuran 5,5 inchi itu sungguh di luar dugaan. Ternyata angka yang muncul adalah : 30. Bukan angka 50 seperti yang muncul di bawah tempurung batok kepala saya.
Apakah ada yang error di kalkulator Smartphone saya? Dengan rasa penasaran saya pun mengambil kalkulator manual Merk Citizen yang ada di kiri meja meeting. Saya input 5 + 5 X 5. Hasilnya? Ternyata 50. Sama persis seperti hitungan di otak saya. Tetapi kenapa kalkulator di Smartphone saya menampilkan angka lain.
Dengan rasa penasaran tinggi, saya meminta orang yang hadir  di meeting yang berjumlah 8 orang itu untuk menghitung 5 + 5 X 5 di kalkulator Smartphone-nya masing-masing. Hasilnya: 30. Sama persis dengan hasil di kalkulator Smartphone saya.
Dari kejadian aneh itu, akhirnya saya menemukan jawaban. Dan jawaban ini sebetulnya pelajaran aritmetika dasar. Mungkin waktu meeting itu, saya terkena Brain Fog (pengkabutan pikiran), sehingga secara reflek menjumlahkan itu mengindahkan apa yang disebut dengan: urutan operasi hitung.
Dalam operasi aritmatika, dikenal urutan operasi hitung. Urutan operasi hitung adalah aturan yang harus dipakai dalam menyelesaikan soal-soal perhitungan aritmatika, sehingga hasil perhitungan yang didapat oleh semua orang akan sama.
Urutan operasi hitung dari yang harus didahulukan sampai yang harus dihitung belakang adalah: Â Tanda Kurung, Perpangkatan dan Akar Bilangan, Â Perkalian dan Pembagian, dan yang terakhir Penjumlahan dan Pengurangan.
Jadi, cara yang benar untuk menghitung 5 + 5 X 5 adalah 5 dikali 5 dulu. Ini yang pertama dihitung, kemudian baru ditambah dengan 5. Karena sesuai urutan operasi hitung perkalian dulu baru penjumlahan.
Inilah sistem hitung aritmatika dasar yang ditanam di kalkulator Smartphone.
Tunggu, tunggu. Tapi kok itu yang di kalkulator manual berbeda ya hasilnya? Â Ini terjadi karena beda proses penginputan. Kalkulator manual proses perhitungannya berdasarkan per input. Jadi, ketika kita menginput 5 ditambah 5, itu dulu yang dihitung walaupun kita tidak menekan tanda sama dengan, hasil sudah ter-record= 10. Kemudian ketika kita menekan tanda kali dan angka 5, maka yang terjadi hasil input pertama (10) dikalikan dengan 5, sehingga hasilnya 50.
Cara kerja ini sama persis dengan cara kerja otak saya ketika menghitung menggunakan otak di meeting tersebut. Sama-sama menggunakan cara: Manual. Memproses per input.
Sedangkan proses perhitungan kalkulator di Smartphone menggunakan metode perhitungan setelah semua diinput, maka hasilnya baru muncul.
Dengan mengetahui aturan urutan operasi hitung, kita tidak akan terjerambab dalam kesalahan perhitungan seperti yang saya alami.
Matematika sangat penting untuk mengasah cara berpikir kita. Dan juga sangat membantu memahami dunia nyata dengan lebih baik.Â
Ini senada dengan yang pernah dikatakan  Prof. Dr. F. Susilo, SJ, seorang Professor of Mathematics dari Sanata Dharma University Yogyakarta, bahwa: "Matematika bukan hanya kumpulan angka, simbol dan formula yang tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Sebaliknya, matematika tumbuh dan berakar di dunia nyata."
Pun dengan Urutan Operasi Hitung, kita bisa aplikasikan di kehidupan sehari-hari. Paling tidak, kita tidak melakukan kesalahan hitung ketika membeli sesuatu karena menambahkan dulu baru mengalikan, bukannya mengalikan dulu baru menambahkan, sesuai dengan urutan operasi hitung.
Salam
Oleh: Ade Imam Julipar (21-04-20)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H