Dari kejadian aneh itu, akhirnya saya menemukan jawaban. Dan jawaban ini sebetulnya pelajaran aritmetika dasar. Mungkin waktu meeting itu, saya terkena Brain Fog (pengkabutan pikiran), sehingga secara reflek menjumlahkan itu mengindahkan apa yang disebut dengan: urutan operasi hitung.
Dalam operasi aritmatika, dikenal urutan operasi hitung. Urutan operasi hitung adalah aturan yang harus dipakai dalam menyelesaikan soal-soal perhitungan aritmatika, sehingga hasil perhitungan yang didapat oleh semua orang akan sama.
Urutan operasi hitung dari yang harus didahulukan sampai yang harus dihitung belakang adalah: Â Tanda Kurung, Perpangkatan dan Akar Bilangan, Â Perkalian dan Pembagian, dan yang terakhir Penjumlahan dan Pengurangan.
Jadi, cara yang benar untuk menghitung 5 + 5 X 5 adalah 5 dikali 5 dulu. Ini yang pertama dihitung, kemudian baru ditambah dengan 5. Karena sesuai urutan operasi hitung perkalian dulu baru penjumlahan.
Inilah sistem hitung aritmatika dasar yang ditanam di kalkulator Smartphone.
Tunggu, tunggu. Tapi kok itu yang di kalkulator manual berbeda ya hasilnya? Â Ini terjadi karena beda proses penginputan. Kalkulator manual proses perhitungannya berdasarkan per input. Jadi, ketika kita menginput 5 ditambah 5, itu dulu yang dihitung walaupun kita tidak menekan tanda sama dengan, hasil sudah ter-record= 10. Kemudian ketika kita menekan tanda kali dan angka 5, maka yang terjadi hasil input pertama (10) dikalikan dengan 5, sehingga hasilnya 50.
Cara kerja ini sama persis dengan cara kerja otak saya ketika menghitung menggunakan otak di meeting tersebut. Sama-sama menggunakan cara: Manual. Memproses per input.
Sedangkan proses perhitungan kalkulator di Smartphone menggunakan metode perhitungan setelah semua diinput, maka hasilnya baru muncul.
Dengan mengetahui aturan urutan operasi hitung, kita tidak akan terjerambab dalam kesalahan perhitungan seperti yang saya alami.
Matematika sangat penting untuk mengasah cara berpikir kita. Dan juga sangat membantu memahami dunia nyata dengan lebih baik.Â
Ini senada dengan yang pernah dikatakan  Prof. Dr. F. Susilo, SJ, seorang Professor of Mathematics dari Sanata Dharma University Yogyakarta, bahwa: "Matematika bukan hanya kumpulan angka, simbol dan formula yang tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Sebaliknya, matematika tumbuh dan berakar di dunia nyata."