Mohon tunggu...
Ade Heryana
Ade Heryana Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Cuma penulis yang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bagaimana Membedakan Teknologi Vaksin Covid-19?

6 Maret 2021   20:20 Diperbarui: 6 Maret 2021   20:32 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada bulan Maret 2021 vaksinasi COVID-19 sudah memasuki tahap penyuntikan bagi petugas pelayan publik. Laman Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19  melansir hingga 6 Maret 2021 sudah 2,5 juta dan 1,1 juta lebih vaksin dosis-1 disuntikkan kepada masyarakat Indonesia dari target 40,3 juta dosis. Penyuntikan dimulai sejak 13 Januari 2021 menggunakan vaksin dari produsen Sinovac. 

Sinovac merupakan vaksin dengan platform inactivated virus atau virus yang telah dimatikan.  Pengertian platform di sini adalah teknologi yang digunakan untuk mencapai tujuan dari vaksinasi. Tujuan pemberian vaksin COVID-19 adalah meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus penyebab penyakit yaitu virus SARS-CoV-2 atau secara teknis bertujuan meningkatkan kadar/titer antibodi dalam tubuh sehingga individu kebal terhadap penyakit. 

Seperti halnya kendaraan, komputer, telepon genggam atau piranti teknis lain yang menggunakan berbagai teknologi untuk mencapai tujuannya, vaksin juga memiliki platform teknologi yang dikembangkan para peneliti. Teknologi yang dipakai Sinovac misalnya merupakan platform yang lama dan sudah banyak digunakan untuk vaksin-vaksin sebelumnya. Karena penggunaannya untuk manusia, faktor keamanan ketika disuntikkan ke dalam tubuh menjadi perhatian yang utama dalam pemberian vaksin.

Dari laman World Health Organization (WHO) yang diakses tanggal 6 Maret 2021 penulis mendapatkan tujuh jenis teknologi vaksin yang dipakai dan dikembangkan untuk mencegah COVID-19. Teknologi tersebut bervariasi dari yang paling lama digunakan hingga terbaru. Berikut akan dijelaskan secara ringkas tujuh teknologi tersebut diurut mulai dari yang terlama.

Attenuated Live Virus

Teknologi ini merupakan platform vaksin paling awal yaitu memasukkan virus yang sudah dilemahkan atau tidak memiliki kemampuan menyebarkan penyakit ke dalam tubuh. Dengan teknik tertentu, peneliti 'menjinakkan' virus untuk memancing tubuh mengeluarkan zat kekebalan tubuh atau antibodi. Teknologi ini memiliki kelebihan yaitu menghasilkan kekebalan secara alamiah atau tidak dibuat-buat artinya relatif aman. Namun teknologi ini tidak cocok untuk wanita hamil dan orang yang memiliki masalah respon terhadap kekebalan tubuh. Jenis vaksin yang sudah menggunakan teknologi ini adalah vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella), vaksin Demam Kuning (yellow fever), dan vaksin cacar. Tidak ada vaksin COVID-19 yang dikembangkan dengan teknologi ini.

Whole Inactivated Virus

Teknologi ini menyuntikkan virus yang telah dimatikan (inactivated) ke dalam tubuh untuk 'memancing' tubuh menghasilkan antibodi. Kelebihannya adalah kekuatan vaksin untuk memancing zat kekebalan tubuh lebih kuat dibandingkan jika virus dilemahkan. Kelemahannya teknologi ini membutuhkan virus (yang akan dimatikan) dalam jumlah besar, sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk membiakkan virus. Contoh vaksin yang telah menggunakan platform ini adalah vaksin influenza, vaksin rabies, dan vaksin hepatitis-A. Sementara vaksin COVID-19 dengan platform ini adalah Sinovac dan Sinopharm.

Protein Subunit

Jika dua teknologi sebelumnya menggunakan seluruh tubuh/bagian virus untuk memancing kekebalan, maka pada teknologi ini yang dipakai adalah bagian dari virus. Struktur tubuh virus terdiri dari berbagai macam unsur dan salah satunya adalah zat protein. Dengan teknologi ini peneliti mengembangkan zat protein yang diperoleh dari tubuh virus. Efek samping yang dihasilkan dengan memasukkan 'hanya' zat protein saja lebih sedikit dibandingkan jika memasukkan virus secara utuh. Namun bisa terjadi zat kekebalan yang dihasilkan lebih sedikit atau lebih lemah serta memerlukan proses yang kompleks. Contoh vaksin yang sudah menggunakan teknologi ini adalah vaksin influenza. Novavax adalah merk vaksin COVID-19 yang menggunakan platform ini.

Recombinant

Pada teknologi ini, sel dari dalam virus dibiakkan dengan proses yang rumit untuk menghasilkan virus baru (yang akan dimasukkan ke dalam tubuh). Untuk memperbanyak atau membiakkan sel, peneliti tidak membutuhkan banyak virus sehingga dari sisi penelitian pembiakkan virus tidak memerlukan waktu dan biaya yang tinggi. Namun untuk mengembangkan pembiakkan sel dibutuhkan biaya yang sangat tinggi dan proses yang sangat kompleks/rumit. Contoh vaksin yang menggunakan teknologi ini adalah vaksin Hepatitis-B.

Peptides

Peptides atau peptida merupakan bagian dari virus (selain protein dan sel). Oleh peneliti, zat peptida ini dihasilkan secara buatan (sintesis) dan kemudian dimasukkan ke dalam tubuh manusia untuk memancing zat kekebalan tubuh (antiboodi). Karena teknologi ini relatif baru, kemungkinan keberhasilan tubuh menghasilkan antibodi bisa lebih rendah bahkan gagal. Pengembangan plafotm teknologi juga membutuhkan biaya yang tinggi. Namun kelebihannya adalah pengembangannya bisa berlangsung cepat. Salah satu merk vaksin COVID-19 sedang dikembangkan dengan platform ini.

Viral Vector

Pada teknologi ini peneliti menggunakan virus yang tidak berbahaya bagi tubuh (disebut sebagai vektor atau virus pembawa, misalnya adenovirus) dan di dalamnya terdapat gen virus penyakit. Sehingga virus vektor ini bekerja mirip sebagai 'penyelundup' virus yang sebenarnya.  Karena membawa informasi gen, maka platform ini bekerja pada tingkat yang lebih dalam yaitu genetik. Vektor virus yang digunakan ada yang mampu memperbanyak sendiri (replikasi) dan ada yang tidak mampu ber-replikasi. Kelebihan dari teknologi ini adalah pengembangannya membutuhkan waktu yang tidak lama. Namun tingkat kekebalan pada individu yang sebelumnya pernah diberikan vaksinasi dengan jenis virus vektor yang sama kemungkinan akan lemah. Contoh vaksin yang sudah menggunakan teknologi ini adalah vaksin Ebola. Produsen vaksin COVID-19 yang menerapkan teknologi viral vector antara lain: Oxford/Astra Zeneca, CanSino, Gamaleya dan Jannsen Pharmaceutical.

Nucleic Acid

Nucleic Acid atau Asam Nukleat adalah bagian dari sel yang mengandung informasi genetik dan ditemukan pada hampir semua virus. Umumnya asam nukleat diperoleh dalam dua bentuk yaitu Asam Ribonukleat (RNA) dan Asam Deoksiribonukleat (DNA). Zat ini dapat dipakai untuk memancing kekebalan tubuh dengan mekanisme 'menerjemahkan' kode genetik dari RNA dan/atau DNA. Vaksin RNA dan DNA dimasukkan ke dalam benda mikro semacam 'kapsul' yang berukuran sangat kecil dan disuntikkan ke dalam tubuh. Teknologi ini dipercaya menghasilkan zat kekebalan tubuh yang paling kuat karena bekerja pada level genetik dan pengembangan vaksinnya cepat. Namun, respon tubuh untuk menghasilkan zat kebal agak lambat dibanding platform lain. Beberapa produsen vaksin COVID-19 saat ini sedang mengembangkan teknologi ini. Vaksin COVID-19 dikembangkan menggunakan platform RNA yaitu Moderna dan BioNTech/Prizer

Dari uraian di atas pada dasarnya teknologi vaksin terbagi dua yaitu konvensional dan modern. Platform konvensional umumnya membutuhkan jumlah virus yang banyak dengan pengembangan yang lama, namun relatif lebih aman karena penggunaannya telah dibuktikan dengan vaksin-vaksin yang ada saat ini. Sementara platform modern membutuhkan waktu pengembangan yang cepat karena tidak memerlukan pembiakkan virus namun biaya yang dibutuhkan tinggi dan risiko terhadap manusia yang masih harus diuji.     

Untuk mendapatkan materi lengkap tentang teknologi vaksin silakan klik laman https://www.who.int/

Semoga bermanfaat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun